Jakarta (Pendis) --- Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Muhammad Zain mengatakan, bahwa pendidikan karakter sangat penting dan harus menjadi fokus para guru, khususnya untuk guru anak usia dini. Sebab, mendidik anak pada usia dini merupakan pondasi bagi keberlangsungan pendidikan berikutnya.
Hal ini disampaikan saat menutup serial pelatihan pengembangan kapasitas guru RA dalam pembelajaran jarak jauh di masa Pandemic Covid-19 secara daring, Rabu (28/10). Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama antara Direktorat GTK Madrasah dengan Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA), KKG RA, Koalisi Nasional PAUD HI, UNICEF, dan INOVASI.
Dikatakan Zain, di tengah-tengah pandemic covid-19 tidaklah mudah melakukan proses pembelajaran, karena seorang guru memiliki fungsi ganda. Yakni transfer of knowledge, guru mentransmisikan ilmu kepada siswa dan memastikan bahwa apa yang diajarkannya dipahami oleh peserta didiknya. Guru juga berfungsi sebagai pembentuk karakter baik bagi anak didiknya ( transfer of values). “Guru-guru RA adalah guru yang paling mengetahui tentang pendidikan karakter anak-anak usia dini dan yang dapat membentuk mereka agar memiliki karakter yang baik dimasa yang akan datang,” tegas Zain.
Menurut Zain, tidak mudah dalam membentuk karakter di era pandemi covid 19. Dengan mengutip Prof Muhammad Nuh, pendidikan penguatan karakter harus mempertimbangkan tiga hal,(a)memasukkan nilai-nilai humanisme, seperti saling menghargai dan menghormati antar sesama. Jepang barangkali bisa menjadi contoh dalam pendidikan karakter yang dimulai sejak pendidikan usia dini. Halmana tradisi dan nilai- nilai luhur mereka tidak tergerus oleh modernitas. Integritas, kejujuran, tanggung jawab, menghormati yang lebih senior, sportifitas, nilai malu terintegrasi dalam kurikulum pendidikan mereka. b) mengembangkan karakter keilmuan, yakni dengan menciptakan curiosity, rasa ingin tahu yang tinggi ( search of inquiry), sehingga ilmu, kreatifitas dan inovasi berkembang; dan © menanamkan kecintaan dan kebanggaan kepada Indonesia. Tiga hal tersebut harus ditanamkan sejak dini terutama di tingkat RA,” sambung Zain.
Terkait serial pelatihan pengembangan kapasitas guru RA secara daring, Zain berterimakasih kepada semua pihak atau lembaga yang telah membantu terlaksananya webinar series ini. Menurutnya apa yang telah dilakukan, merupakan langkah positif, sehingga pengembangan kapasitas guru RA harus terus dilakukan, apapun kondisinya.
“Salah seorang budayawan, sekaligus menteri pendidikan dari Mesir, Prof Thaha Husein, meskipun beliau memiliki keterbatasan dan tidak dapat melihat, tetapi menempuh pendidikan di Sorbonne University Prancis. Ketika beliau menjadi menteri pendidikan dan wakaf Mesir, beliau mencanangkan pendidikan gratis. Sebab baginya, pendidikan itu seperti udara, setiap orang berhak untuk mendapatkannya secara gratis. Itulah sebabnya pendidikan di Mesir sampai hari ini gratis meskipun Mesir tidaklah tergolong negara maju, pungkas Zain mengakhiri sambutan.
Pelatihan pengembangan kapasitas guru RA secara daring mendapat apresiasi dari banyak pihak. Education Specialist United Nations Children's Fund (UNICEF), Nugroho Indera Warman, menyampaikan bahwa selama masa pandemic ini banyak kendala dan hambatan yang terjadi terutama di sector pendidikan. “Saya senang sekali ketika Kemenag menyambut baik kerjasama untuk meningkatkan kompetensi guru-guru RA melalui webinar series dengan harapan agar para peserta dapat membagi ilmu yang telah diterimanya dengan baik di daerah masing-masing,” ujarnya.
Policy Advisor for Islamic Education Sector INOVASI, Abdul Munir, mengatakan bahwa itu tim INOVASI siap berkomitmen dan mendukung serta mengawal agar RA bisa lebih berkembang di masa yang akan datang. “Melalui program webinar ini kita bisa melihat prospek ke depannya melalui 3 hal, yaitu perlu desiminasi dan memperluas jangkauan di seluruh propinsi, kebijakan dari pemerintah yang mendukung program webinar series,” terangnya.
Koordinator Koalisi Nasional PAUDHI, Mega Indrawati bahwa penguasaan materi dari nara sumber cukup menarik dan topik yang dikuasai oleh peserta yaitu mengenai pemanfaatan benda sekitar untuk APE, perencanaan belajar dan penilaian selama PJJ. “Koalisi PAUDHI dan tim yang lain akan tetap mendampingi para peserta agar dapat melakukan pelatihan kembali pada tingkat provinsi di daerah masing-masing,” ucapnya.
Sambutan positif terakhir datang dari Ketua Umum Pusat IGRA, Siti Latifah Firdaus. Siti Latifah menyatakan bahwa banyak sekali materi yang didapat oleh guru-guru RA dimasa pandemic dan dapat menjadi modal serta pengetahuan baru dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh (PJJ) di daerah masing-masing. “Ilmu yang didapatkan bisa dibagikan ke guru-guru lain sehingga RA menjadi lebih siap dalam menghadapi pembelajaran di era pandemic,” ujarnya.
(Rury/My)
Bagikan: