Jakarta (Pendis) - Salah satu tugas mandatori Diektorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah bidang kesiswaan menurut PMA nomor 72 th 2022 adalah pengembangan bakat, minat, prestasi siswa madrasah.
Layanan pengembangan potensi dan prestasi siswa baik akademik maupun non akademik difasilitasi oleh madrasah dalam kegiatan kurikuler berupa intra, kokurikuler dan ekstra kurikuler sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan
Hal demikian ditegaskan Plt. Direktur KSKK Madrasah, Sidik Sisdiyanto saat membuka Seminar Nasional yang bertajuk "Pengembangan Minat dan Bakat serta Prestasi Siswa Madrasah" pada Kamis (09/10/2023).
Kegiatan seminar nasional ini diinisiasi oleh Subdit Kesiswaan Direktorat KSKK Madrasah yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting dan Live Youtube dengan peserta lebih dari 3000 audiens.
Menurut Sidik, siswa sebagai subyek pendidikan merupakan fokus utama dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Sebagai fokus utama, maka kebijakan layanan pendidikan dalam pengembangan bakat, minat, prestasi kepada siswa harus dilakukan secara optimal.
"Yakni merata-berkeadilan, dan disesuaikan dengan karakteristik, potensi bakat dan minat serta kecenderungan siswa,” tegas Sidik.
Dengan kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan kesiswaan lainnya, lanjutnya, maka madrasah mesti memastikan semua siswa terlayani, tidak hanya focus kepada siswa yang berprestasi saja.
Berdasarkan hal tersebut, Sidik mengingatkan agar perlu pemahaman komprehensif bagaimana pengembangan bakat, minat dan prestasi siswa dalam system pendidikan nasional, apa filosofinya dan bagaimana teorisasi dan strategi implementasinya.
Kepala Subdirektorat Kesiswaan KSKK Madrasah, Imam Bukhori dalam laporannya menyampaikan kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya meningkatkan pengembangan minat, bakat, dan prestasi siswa di madrasah. Ia membeberkan Subdit Kesiswaan sedang menyiapkan TOC atas pengembangan minat, bakat, dan prestasi siswa madrasah.
"Kami menyiapkan TOC secara gradual, hal ini penting dan harus dilaksanakan secara baik dan sesuai dengan arah kebijakan yg di canangkan oleh Kementerian Agama RI," ujarnya.
Untuk itu kami memerlukan wawasan terkait pengembangan layanan minat, bakat dan prestasi siswa madrasah yang optimal," tambahnya.
Menurut Imam, pemerintah dalam hal ini Kemenag perlu mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dilapangan, sehingga dapat menyamakan persepi dan memberikan wawasan kepada para pemangku kepentingan terkait bagaimana mengembangkan minat dan bakat siswa. "Sehingga nantinya dapat diikuti capaian prestasi," tukas Imam.
Dari informasi-informasi tersebut, Imam harap bisa mendapat kesimpulan, baik dari tataran filosofis maupun strategis sehingga melahirkan kebijakan untuk bagaimana mengembangkan layanan minat, bakat, dan prestasi siswa.
Imam juga berharap seminar ini dapat memberikan inspirasi, pengetahuan, dan motivasi kepada para peserta untuk terus mengembangkan potensi siswa madrasah. Diharapkan hasil dari seminar ini akan menjadi acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan yang lebih efektif, sehingga siswa dapat mencapai prestasi maksimal dalam berbagai aspek kehidupan.
Berbagai topik menarik dibahas dalam seminar ini, seperti penerapan pendekatan yang efektif dalam mengoptimalkan potensi siswa, pengembangan program ekstrakurikuler yang berfokus pada peningkatan minat dan bakat siswa, serta strategi dalam meningkatkan prestasi akademik maupun non-akademik.
Bertindak sebagai narasumber, Bahrul Hayat, pakar dalam bidang pendidikan yang merupakan wakil rektor pada Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) memberikan pemaparan terkait minat dan bakat siswa yang ditinjau dari berbagai aspek seperti psikologis, dan juga akademis.
Menurutnya, bakat merupakan bibit bawaan yang melekat pada sang anak. Bakat cenderung stabil dan akan berkembang optimal apabila diarahkan dan didukung dengan baik oleh lingkungan sekitarnya. Sementara agak kontra dengan itu, minat merupakan kecenderungan yang dipengaruhi keadaan dan pengalaman. Seorang anak bisa saja berubah minat sewaktu-waktu.
“Interest sikap ditandai dengan kebutuhan. Jadi dia ada need, dan keinginan untuk memberikan perhatian secara selektif. Secara selektif jika kita berikan beberapa pilihan, opsi satu atau dua kemudian dia memilih satu. Disitulah yang saya sebut minat. Ia adalah kecenderungan dari dalam dirinya, yang sesuai kebutuhannya dan menarik perhatiannya,” papar Bahrul.
Hadir secara online dalam seminar ini, Kanwil Kemenag Provinsi se Indonesia, Subkor Kursis, para guru, kepala madrasah, waka kesiswaan madrasah, pokja pengawas, pembina ekstrakuriler, serta perwakilan dari berbagai instansi terkait di bidang pendidikan agama Islam.
Sebagai informasi, masyarakat yang terlewat dapat menyaksikan siaran ulangnya melalui tautan https://www.youtube.com/live/O2cH1v2wHkc?si=LxtPpQ5QLH37x6BA.
(Chacha Fachrunnisa)
Bagikan: