Bogor (Pendis) - Pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini. Oleh sebab itu guru Raudhatul Athfal (RA) memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam membangun pendidikan karakter anak didik di RA. Demikian disampaikan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Suyitno dalam Workshop Pengembangan Etika dan Karakter Guru RA/PAUD di Bogor, Rabu (06/09).
Menurut Suyitno, menjadikan orang pintar lebih gampang daripada pendidikan yang berkarakter. Contohnya adalah membiasakan budaya antri. Dengan budaya antri anak dilatih bersabar, anak belajar tentang disiplin tidak menyerobot hak orang lain, anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain, arti filosofinya sangat tinggi.
"Inilah yang harus bisa dilakukan oleh guru-guru RA untuk menanamkan sebuah nilai (transfer of velues). Guru RA bukan sekedar mengajar, tetapi juga sebagai pendidik (educationlist) ditambah dengan budaya antri dan budaya disiplin harus mulai diajarkan sejak kecil mulai dari keluarga hingga di sekolah," imbuhnya.
Suyitno mencontohkan masyarakat di Australia mereka lebih resah jika anaknya tidak pandai antri daripada mereka tidak pandai matematika, IPA dan lainnya. "Karena budaya antri ini sangat penting untuk membangun sebuah karakter bangsa," pungkas Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang.
Dikatakan Suyitno, bahwasanya kita ingin menggugah semua, gerenasi yang kita desain adalah generasi yang akan meneruskan kita kelak nanti. Nilai-nilai dan prilaku dari Nabi Muhammad SAW, kita tanamkan kepada generasi kita. "Personifikasi Rasul muncul dalam prilaku kita, kita ini hidup yang Islami, tapi bukan Arabic culture. Perlu dicatat bahwa cara berpakaian ala arab, Arabic culture bukan Islamic culture," sambungnnya.
"Ini adalah tantangan buat kita buat dunia pendidikan kita pada umumnya, guru RA tentunya harus mempunyai nilai lebih tentang nilai, nilai religious, disiplin, kejujuran, budaya antri yang harus ditanamkan kepada anak didik harus terus dilakukan," imbuh mantan Dekan FISIP UIN Raden Fatah Palembang.
Kasubdit Bina GTK RA, Nanang Fatchurrohman menyampaikan, kita ingin membangun anak didik kita ke depan sesuai dengan karakter pendidikan yang ideal dan culture nilai religious yang yang Islami, tentunya dengan diperkuat adanya kebijakan-kebijakan yang dapat membangun RA ke depan lebih maju dan berkarakter.
Workshop Pengembangan Etika dan Karakter Guru RA/PAUD dihadiri oleh 70 perwakilan guru RA, Pengurus IGRA dan PW IGRA yang menjadi representatif dari seluruh guru RA di Indonesia. (maryani/herman/dod)
Bagikan: