Mataram (Pendis) - Proses pendidikan formal disemai dari tingkat Raudlatul Athfal (RA). Dari sini pula, pembentukan karakter anak dimulai. RA akan menjadi titik awal dalam membentuk karakter anak. Hal ini disampaikan oleh Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah pada saat membuka kegiatan Workshop Alat Peraga Edukasi RA di Hotel Aston, Mataram, Rabu (16/08).
Suyitno menekankan pentingnya pendidikan karakter bagi siswa-siswa pada tingkat RA, karena RA merupakan jembatan pendidikan dasar. Menurutnya, pendidikan yang kini sedang gencar-gencarnya didesain oleh pemerintah adalah penguatan pendidikan karakter (character building).
"RA mesti mengambil peran maksimal dalam agenda nasional ini. Ketika tingkat RA-nya sudah bagus, maka tingkat selanjutnya tinggal mengawal saja," tutur Suyitno. Menurut Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini, tugas para guru RA sangatlah berat karena tidak hanya sekedar mentransfer ilmu saja, tetapi justeru yang terpenting berperan sebagai pendidik (educationalist), mentransfer nilai.
"Guru-guru RA inilah yang nantinya akan membentuk perilaku dari setiap peserta didik, membentuk peserta didik tentang tata nilai dan kejujuran," sambungnya. "Pembentukan karakter berawal sejak masa kanak-kanak, nilai-nilai untuk berperilaku ketika tumbuh dewasa seperti kejujuran, kebaikan, antri dan sebagainya memberikan konstribusi yang sangat penting dalam pembentukan karakter dan ini tidak bisa muncul secara tiba-tiba, namun harus mulai ditanamkan sejak dini," pungkasnya.
Oleh karena itu, Suyitno menekankan para guru RA untuk meningkatkan kemampuan mendidik siswa karena guru RA tidak hanya transfer ilmu melainkan menanamkan nilai-nilai luhur. "Tugas dosen hanya transfer knowladge, sedangkan guru RA adalah educationalist atau pendidik yang dalam bahasa arab disebut murabbi. Guru RA-lah yang menjadi garda terdepan dalam menanamkan budaya jujur, antri, tidak mencuri dan lain sebagainya bagi siswa-siswa kita," ungkap Suyitno.
Di hadapan peserta, Suyitno juga mengajak jajaran pejabat di lingkungan Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah untuk aktif dan terbuka mendengar masukan dari guru ketika ada kegiatan di daerah. Hal ini sebagai acuan dalam mengambil kebijakan yang tepat sasaran. Kegiatan ini dihadiri oleh 60 orang guru RA yang menjadi representatif dari seluruh Guru RA se-Indonesia. (maryani/dod)
Bagikan: