Jakarta — Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) menyambut hangat kunjungan peserta Workshop Moderasi Beragama MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) lintas negara. Dalam kunjungan ini, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Abu Rokhmad, menyampaikan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga dan memperkokoh nilai-nilai toleransi serta harmoni di tengah kemajemukan masyarakat di kawasan Asia Tenggara.
Dalam sambutannya, Abu Rokhmad menjelaskan struktur organisasi di Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang terdiri dari lima direktorat, yakni Direktorat Madrasah, Direktorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, Direktorat Tenaga Pendidikan, Direktorat Pendidikan Pesantren, dan Direktorat Pendidikan Agama Islam. Kelima direktorat ini, menurut Abu Rokhmad, memiliki peran strategis dalam mengembangkan pendidikan Islam di Indonesia dan menyebarkan nilai-nilai Islam yang damai dan moderat.
“Selama beberapa hari ini, kalian telah mendapatkan pengalaman yang berharga tentang moderasi beragama. Harapan saya, pengalaman ini menjadi bekal penting bagi masa depan kalian, khususnya dalam mempromosikan toleransi dan persatuan di tengah keragaman,” ucap Abu kepada para peserta.
Abu menegaskan bahwa Indonesia, bersama negara-negara MABIMS lainnya, adalah masyarakat multikultural dan multireligius yang terus menjunjung tinggi toleransi. “Moderasi beragama mengajak kita untuk menghormati semua keyakinan dan menghargai perbedaan. Walau berbeda-beda, kita tetap satu dalam persatuan,” tambahnya. Abu Rokhmad berharap para peserta dapat menjadi duta moderasi beragama yang menyebarkan pesan toleransi di lingkungan masing-masing, baik di dalam maupun di luar negeri.
Sementara itu, Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, M. Sidik Sisdiyanto, juga turut memberikan pesan inspiratif bagi para peserta. Ia menekankan pentingnya membangun empat pilar utama kesuksesan yang terdiri dari teamwork, networking, kolaborasi, dan inovasi. “Tim yang solid adalah kunci untuk mencapai keberhasilan bersama. Manfaatkan jejaring pertemanan yang terjalin di sini sebagai modal kolaborasi ke depan,” kata Sidik.
Lebih jauh, Sidik menekankan pentingnya inovasi sebagai kunci untuk menjadi pribadi yang berdaya saing. “Jadilah pribadi yang ingin terus menciptakan sejarah baru dan berani membuat perubahan positif,” imbuhnya. Sidik berharap, dengan memegang teguh prinsip-prinsip ini, generasi muda dari lintas negara MABIMS dapat tumbuh menjadi pemimpin yang tangguh dan adaptif di masa depan.
Kegiatan workshop moderasi beragama ini menjadi kesempatan berharga bagi peserta dari empat negara untuk memahami nilai-nilai moderasi dalam beragama dan menjadi pelopor toleransi yang mempererat persatuan dan perdamaian di tengah masyarakat yang multikultural.
Tags:
moderasiagamaBagikan: