Jakarta (Pendis) - Provinsi Kalimantan Utara adalah salah satu wilayah perbatasan NKRI. Tak urung wilayah ini memiliki jenis budaya nusantaranya yang beragam. Hal itu menjadi sangat istimewa untuk ikhtiar dalam mewujudkan suksesi moderasi beragama, baik dalam negeri maupun luar negeri. Dalam hal ini, Andi Odde, seorang Duta Harmoni berkiprah dalam aksi penguatan moderasi beragama di kampung halamannya, Kabupaten Nunukan.
Tidak hanya melakukan semuanya sendiri, demi tercapainya aksi dan mendapat dukungan maksimal, Andi Odde melibatkan beberapa pihak. Utamanya adalah 17 anggota ‘The Moderation’, juga melibatkan pihak dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kemenag Kab Nunukan, Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Utara, Pemkab Nunukan, FKUB Kab Nunukan hingga para osis dan guru madrasah.
Keterlibatan pihak-pihak tersebut memperkuat beragam aksi yang dilakukan. Mulai dari dukungan kolaborasi dengan lembaga pemerintah, hingga dorongan lahirnya organisasi ‘The Moderation’ ini menjadi organisasi resmi dengan penguatan struktur, manajemen, kapasitas SDM hingga penyusunan dan evaluasi program.
Beberapa hal telah dilakukannya dalam usaha penguatan moderasi beragama di Kabupaten Nunukan, diantaranya adalah, Pertama, Pembentukan komunitas ‘The Moderation’ yang terdiri dari Andi Odde sebagai pemrakarsa dan 16 anggota lainnya yang merupakan siswa menengah atas dan lintas agama. Lalu Kedua, Dialog Instagram antara Duta Harmoni Andi Odde dengan perwakilan pelajar muda lintas agama.
Ketiga, Sosialisasi dan penjaringan keanggotaan ‘The Moderation’ pada 4 lembaga pendidikan di kabupaten Nunukan (Madrasah Aliyah, Madrasah Tsanawiyah, SLTP dan SLTA di Kabupaten Nunukan). Dan terakhir, Penguatan aksi moderasi beragama yang dikerahkan oleh ‘The Moderation’ berupa inisiasi dialog offline dan online bersama stakeholder provinsi, kabupaten, tokoh agama serta tokoh perempuan dan anak.
Untuk memenuhi indicator keempat moderasi beragama, yaitu akomodatif terhadap budaya local, Andi berinisiatif untuk mengakomodir aksinya lewat Pesta adat ‘Irau’. “Pesta adat ini sebagai ruang jumpa tahunan memiliki landasan sikap aktif gotong royong dan nilai kebersamaan antar suku dan budaya di provinsi Kalimantan Utara,” Ungkapnya.
Selain nilai tersebut, falsafah kebhinnekaan merupakan sebuah representasi dari salah satu adat budaya Tanah Tidung. Bunyinya adalah ‘Kerukunan tak dapat dipecah belah,’ menjadi spirit utama dalam membangun dan merawat nilai keharmonisan. Menurut Andi, aksi yang dipelopori oleh ‘gen Z’ asal Nunukan ini dapat menunjukkan citra terbaik dari NKRI, “Aksi ini dapat menunjukkan praktik kedamaian yang berujung pada cerminan kehidupan harmonis yang diwarnai dengan keberagaman budaya di bagian utara Kalimantan” Kata Andi Odde.
Aksi ini dilakukan Andi Odde dalam rangka mengikuti kegiatan Penguatan Pengembangan karakter Siswa Madrasah. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Ditjen Pendidikan Islam melalui Direktorat KSKK Madrasah ini masih dalam proses penilaian dan mentoring dari yang semula 700 peserta menjadi 50 besar. Insyaallah di akhir November, peserta duta harmoni akan diundang untuk kegiatan di wilayah Jabodetabek. (LQM/Hasan B)
Bagikan: