Makassar (Pendis)- Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama menyelenggarakan kegiatan Pengembangan Instrumen AKMI (Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia) tingkat MTs Angkatan 19 di Makassar pada 5 sampai 7 Oktober 2021.
Program yang merupakan bagian dari program REP-MEQR atau Realizing Education’s Promise- (Madrasah Education Quality Reform) bertujuan meningkatkan mutu pengelolaan dan layanan pendidikan Madrasah, ungkap Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Moh. Isom saat membuka kegiatan secara virtual, Selasa (5/10).
Program yang melibatkan para guru madrasah se Indonesia yang lolos seleksi rekrutmen, yang diperuntukan menulis soal-soal Literasi membaca, Literasi Numerasi, Literasi Sains dan Literasi Sosial Budaya untuk jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA), jelasnya.
"Alhamdulillah kegiatan pengembangan instrumen AKMI telah memasuki tahap finalisasi, yang mana telah dilakukan proses validasi instrumen sehingga akan terlihat dan dapat dikelompokan soal-soal sesuai dengan domain dan sub domain berdasarkan tingkat kesulitan," lapor Ahmad, Kepala Sub Direktorat Kurikulum dan Evaluasi.
Lebih lanjut, Ahmad melaporkan bahwa tingkat kesulitan yang awalnya dipersepsikan berdasakan teori konseptual perlu dikonfirmasi dengan data empiris yang menunjukan tingkat kesulitan yang objektif berdasarkan respon peserta validasi yang memiliki karakteristik yang sama persis dengan karakteristik sasaran AKMI.
" Pastinya diperlukan kerja keras semuanya selama kegiatan ini. Memperhatikan strategisnya kegiatan ini tindak lanjut validasi yang telah dilakukan ini didampingi tim pakar dari berbagau dasar keilmuan agar nantinya dapat membenahi dan memperkaya koleksi dan variasi dalam inventarisasi soal-soal instrumen," lapor Ahmad.
Arahan Isom, Direktur KSKK Madrasah, meminta agar Instrumen yang dihasilkan nantinya agar mampu memenuhi keperluan AKMI, yaitu secara komprehensif mampu mendiagnosis kelebihan dan kelemahan siswa pada literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains dan literasi sosial budaya termasuk survei karakter. Hasil asesmen dapat digunakan oleh guru dan madrasah untuk memperbaiki layanan pendidikan yang dibutuhkan siswa sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran bermutu, pungkasnya.(Hikmah)
Bagikan: