Kasubdit Pendidikan Vokasi dan Inklusi, Anis Masykur
Bogor (Pendis)--Direktorat KSKK Madrasah Kemenag RI bersama INOVASI menyelenggarakan rapat koordinasi sebagai tindak lanjut dari hasil piloting PBS (Profil Belajar Siswa) Kab. Bogor yang diselengarakan pada bulan Desember 2024 lalu. Kegiatan yang dikemas dengan diskusi interaktif dipandu oleh Abdul Munir--Policy Adviser INOVASI Rabu (12/02/2025).
Hadir pada kegiatan tersebut peserta dari Dit. KSKK Madrasah, Dit. GTK Madrasah, Kankemenag Kab. Bogor dan INOVASI. Turut hadir perwakilan guru madrasah yang terlibat dalam uji coba, pengawas Madrasah Kab. Bogor, Ketua FPMI Pusat, dan FPMI Cirebon.
Handoko Widagdo-Policy Lead INOVASI dalam paparannya menyatakan bahwa Inovasi mendorong suatu sistem piloting dengan tujuan anak-anak yang mempunyai gangguan fungsional mendapatkan support dari pemerintah setempat untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan anak didik normal lainnya.
Menurutnya, PBS adalah intrumen yang diakui untuk proses pengumpulan data siswa. Ada 4 manfaat dari PBS yaitu; Untuk membantu anak anak dalam mengklasifikasi jenis atau gangguan fungsional baik ringan, sedang, maupun berat, Pentingnya dukungan guru, dimana anak anak tersebut harus ada dukungan khusus baik dari tenaga pendidik dan para psikolog.
Lebih lanjut, Ssupport dengan adanya WAG maka akan ada komunikasi yang cepat untuk menangani dan konsultasi dalam menginformasikan keadaan anak didik dalam proses pembelajaran jika ada kendala di dalam kelas saat proses KBM berkangsung serta Infrastruktur yang memadai sebagai sarana memudahkan anak berkebutuhan khusus dalam menerima proses belajar mengajart sampai selesai. Sekolah mana yang membutuhkan infrastruktur yang harus di perbaiki untuk didata, terang Handoko.
Sementara itu, Kepala subdit Pendidikan Vokasi dan Inklusi, Anis Masykur mengapresiasi terhadap kerja INOVASI yang ikut membantu memikirkan program inklusi ini. Sebagaimana diketahui bahwa Subdit baru ini juga harus bergerak cepat untuk merespon kebutuhan-kebutuhan yang ada di masyarakat.
Selanjutnya, mantan Kasubdit di Dit. Pesantren ini menyampaikan “Dalam Roadmad Pendidikan inklusi ada 12 langkah pengembangan madrasah inklusi, dan baru ada 2 yang sudah ditindaklanjuti”. Artinya masih ada 10 pekerjaan yang harus segera kita kerjaan agar pengembangan madrasah inklusi berjalan dengan baik.
Di samping itu, ada titik inklusi yang segera ditindaklanjuti tahun ini adalah Jawa Timur, Bali, Lombok (NTB), Jawa Tengah dan tentu saja Jawa Barat dan Jakarta.
Sementara itu, Supriono dan Maskanah membacakan hasil pembahasan tindak lanjut pendataan Bogor, ada 4 keluaran yang dapat ditindaklajuti Kankemenag Bogor kepada Pemda yaitu temuan siswa yang membutuhkan alat bantu, temuan siswa yang membutuhkan penyesuaian pembelajaran di kelas, temuan siswa yang membutuhkan penyesuaian kurikulum; dan temuan siswa yang membutuhkan infrastruktur. Diantara temuan ini salah satu quikwin yang diusulkan adalah bantuan alat bantu kepada para siswa. Untuk mewujudkan ini perlu kerjasama lintas OPD. Dan untuk mendalami/menguatkan hasil temuan ini perlu rujukan medis lebih lanjut pada anak yang miliki ragam kesulitan tingkat sedand, berat dan tidak bisa sama sekali agar dapat disesuiakan dengan pembelajaran yang bersangkutan (PDPD)
Kepala Kankemenag Kab. Bogor H. Syukri Ahmad Fanani. Syukri yang hadir bersama berharap ada piloting data siswa, pemetaan siswa, pertukaran Guru Inklusif (bentuk kepedulian guru) mengatasi beban psikologi untuk siswa serta kerjasama lintas K/L. Bagaimanapun juga persoalan ini tidak cukup dipikirkan oleh satu Kementerian saja, tapi kementerian lain yang terkait.
Dia menambahkan bahwa persoalan ini masuk klausul Asta Cita sehingga semangat untuk ditindaklanjuti dan keberhasilan piloting inklusi pada kabupaten Bogor akan dilanjtkan pada daerah-daerah lain.
Tags:
inklusiBagikan: