Komitmen Pendidikan Inklusif, UIN Bandung Fasilitasi Peserta Berkebutuhan Khusus dalam SSE UM-PTKIN 2025
Bandung (Pendis) — UIN Sunan Gunung Djati Bandung terus menunjukkan komitmennya dalam menyediakan layanan pendidikan yang inklusif. Hal ini diwujudkan dengan memfasilitasi pelaksanaan Seleksi Sistem Elektronik (SSE) Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) 2025 bagi peserta berkebutuhan khusus.
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Rosihon Anwar, bersama Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama (A2KK), Nur Arifin, Plh Wakil Rektor I, Husnul Qodim, Kepala Pusat PMB, M. Erihadiana, Kepala Bagian Akademik, Jajang Burhanudin, secara langsung memantau jalannya ujian untuk memastikan seluruh kebutuhan peserta, termasuk peserta difabel, terpenuhi dengan baik.
Salah satu peserta berkebutuhan khusus, Ananda Rasya Moppang Doli Harahap, yang mengalami tuna daksa (lumpuh), dengan penuh semangat mengikuti SSE UM-PTKIN 2025 di Laboratorium Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD) Lecture Hall, Kampus I UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Sabtu (14/6/2025).
Mengacu pada arahan Ketua Panitia Nasional UM-PTKIN 2025, Masnun Tahir, penyelenggaraan tahun ini menegaskan komitmen kuat terhadap prinsip inklusivitas dan aksesibilitas. Panitia memastikan seluruh peserta, termasuk penyandang disabilitas, dapat mengikuti ujian secara lancar, aman, dan nyaman. Seleksi ini tidak semata menitikberatkan pada aspek akademik, tetapi juga mengedepankan nilai keadilan sosial dan keberagaman.
“Sejak awal kami memberikan perhatian khusus kepada peserta difabel. Tidak hanya menyusun sistem ujian yang berkualitas, tetapi juga memastikan semua pihak memiliki kesempatan yang sama meraih cita-citanya. Oleh karena itu, seluruh panitia lokal diinstruksikan menyiapkan sarana dan prasarana yang ramah difabel,” ujar Masnun Tahir.
Rosihon Anwar menegaskan bahwa keikutsertaan Ananda Rasya menjadi bukti nyata komitmen kampus dalam menyediakan akses pendidikan setara bagi semua kalangan. “Kami berkomitmen memberikan fasilitas terbaik bagi seluruh calon mahasiswa, termasuk peserta berkebutuhan khusus. Karena pendidikan adalah hak semua orang. UIN Bandung akan terus menjadi kampus yang ramah, inklusif, moderat dan memberikan kesempatan adil bagi siapa pun untuk menuntut ilmu. Sesuai dengan taglinenya rahmatan lil alamin, memberikan manfaat bagi seluruh alam, kebermanfaatan yang seluas-luasnya, ” tegas Rektor.
Pada ujian SSE UM-PTKIN 2025 ini, Ananda Rasya memilih dua program studi, yaitu:
Informatika - UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon
Teknologi Informasi - UIN Syahada Padangsidimpuan
Usai mengikuti ujian, Ananda Rasya menyampaikan kesan positifnya. “Saya sangat bersyukur dapat mengikuti SSE UM-PTKIN ini. Fasilitas yang disiapkan kampus, panitia dan satpam sangat membantu saya mengikuti proses ujian berlangsung dengan nyaman. Semoga hasil terbaik bisa saya raih untuk bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Untuk pesannya semoga kedepannya UM-PTKIN terus berkembang dan banyak peminatnya,” ujar siswa asal SMA Negeri 9 Bekasi tersebut.
Meskipun Ananda tidak memilih program studi di UIN Bandung, Rektor tetap menegaskan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan Islam yang berlandaskan keadilan (‘adl), tanggung jawab (khilafah), dan kasih sayang (rahmah). Filosofi inilah yang menjadi pondasi PTKIN dalam membangun kampus ramah difabel.
“PTKIN tidak boleh menutup diri dari siapa pun yang ingin belajar. Justru sebagai institusi pendidikan Islam, kita harus menjadi teladan dalam keberpihakan kepada kelompok rentan, termasuk difabel. Kampus kita adalah rumah bersama,” tambahnya.
Sebagai informasi, pelaksanaan SSE UM-PTKIN 2025 di UIN Bandung diikuti oleh 5.334 peserta yang terbagi ke dalam 14 sesi selama lima hari, sejak 10 hingga 15 Juni 2025. Dari jumlah tersebut, terdapat sembilan peserta difabel; empat di antaranya terverifikasi dan dapat dihubungi, empat lainnya dinyatakan tidak valid, dan satu peserta belum memberikan konfirmasi.
Tags:
kampusBagikan: