Semarang (Pendis) - Kementerian Agama melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah terus mematangkan Modul Pengembangan Diri Publikasi Ilmiah Dan Karya Inovatif. Direktur GTK Madrasah Suyitno, menyambut gembira adanya kegiatan penyusunan modul yang akan menjadi acuan dan kebutuhan para guru dan tenaga kependidikan di lingkungan Kementerian Agama.
Suyitno menilai, budaya mutu bukanlah pilihan melainkan kebutuhan. "It`s not about choise but its about need, Guru, Kepala dan Pengawas akan kita dorong untuk meningkatkan mutu dan supervisi akademiknya," terang Suyitno saat membuka kegiatan Penyusunan Modul Pengembangan Diri Publikasi Ilmiah Dan Karya Inovatif di Semarang, Selasa (01/08).
"Sehingga peningkatan mutu menjadi kebutuhan bukan treatment," sambung Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang. Lebih lanjut, Suyitno menyampaikan, kegiatan peningkatan mutu perlu langkah kreatif dan inovatif dari kepala sekolah maupun pengawas untuk menjalin kemitraan dengan pihak lain seperti pemanfaatan dana CSR untuk peningkatan mutu pendidikan madrasah.
Kasubdit RA Dit. GTK Madrasah, Nanang Fatchurrohman menyampaikan bahwa Modul PPKB (Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) akan diimplementasikan di 7 (tujuh) wilayah piloting project untuk kemudian melebar ke wilayah lainnya. "Kita kerahkan ide dan masukan dari bapak ibu untuk menyumbangkan ide dan masukan sehingga implementasi ke depan tidak salah sasaran atau sesuai dengan kebutuhan," tambah Nanang.
Nyayu Khodijah, salah satu narasumber, menyampaikan bahwa, modul harus relevan dengan pengguna modul, modul guru ya harus relevan digunakan oleh para guru, begitu juga modul siswa ya harus relevan digunakan oleh siswa. Selain itu, Ketua Tim Konsultan PPKB, Munir, mengatakan bahwa program PPKB menekankan program berkelanjutan bukan bergantian untuk memudahkan mengukur indikator dari peningkatan mutu kompetensi guru madrasah.
Kegiatan ini dihadiri oleh 40 peserta yang terdiri dari guru, kepala madrasah dan widyaiswara. (maryani/dod)
Bagikan: