Bogor (Pendis) - Kegiatan Persiapan AKSI (Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia) Tingkat MI (Madrasah Ibtidaiyah) Angkatan I diselenggarakan Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Kegiatan ini memiliki tajuk Rapat Koordinasi Persiapan Bimtek Tindak Lanjut AKSI Tingkat Kab/Kota yang berlangsung di Bogor, Jawa Barat pada 22-24 Oktober 2021.
"Dalam menyusun instrument asesmen. terdapat beberapa langkah, dimulai dengan pembangunan framework, menelisik spesifikasi item, menyusun instrument itu sendiri dan dilanjutkan dengan review secara teoritis. Setelah melakukan peer-review (review dengan rekan sejawat) dan expert review (review dengan para ahli), harus dilakukan validasi untuk menguji kehandalan instrument yang telah tersusun," ungkap Kepala Sub-Direktorat Kurikulum dan Evaluasi, Ahmad Hidayatulloh saat membuka kegiatan, Jumat (22/10).
Selain dari sisi instrument, tes dan pendekatannya, tampilan kita kepada anak-anak juga dalam bentuk yang belum pernah ada di Indonesia. Yaitu kita menggunakan bentuk tes Multi-state Adaptive Level berbasis CBT (Cognitive Behavioural Therapy), terangnya.
Lebih lanjut, Ahmad melanjutkan bahwa bentuk test ini mampu mencakup keragaman intelegensia para siswa madrasah. Jenis test ini menggunakan Artificial Intelligence berbasis CBT nya yang akan mendeteksi secara adaptive. Kata adaptive yang dimaksud adalah langsung menyesuaikan kondisi anak-anak sehingga hasil penilaian mampu didapatkan secara akurat.
“Nantinya dalam mengerjakan soal, siswa kita seperti bermain game. Bentuk soal disesuaikan dengan pemahaman setiap siswa berbasis level atau tingkat kesulitannya. Nah, maka dari itu, metode yang baru ini membutuhkan instrument asesmen yang sangat banyak” tandas Ahmad.
Disebutkan juga oleh beliau bahwa pada tanggal 8 November akan dilaksanakan asesmen dengan 12.840 siswa madrasah yang akan menjadi sasaran madrasah pelaksana asesmen. Setelah dilakukan asesmen tersebut akan didapatkan peta kemampuan peserta didik yang akan menjadi acuan dari tindak lanjut terkait dengan rekomendasi perbaikan pembelajaran siswa.
Oleh karena itu, Ahmad menegaskan bahwa Bimtek ini perlu dilakukan, dalam rangka tindak lanjut hasil asesmen yang telah dilaksanakan dan disusun. Selain itu, Ahmad berharap Bimtek ini menjadi tongkat estafet yang harus diteruskan sampai di tingkat kabupaten/kota.
Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid, dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring) dengan peserta dari seluruh provinsi di Indonesia. Ketua Pelaksana AKSI, Persahini Sidik berharap dengan keterlibatan semua personil dari seluruh provinsi, pelaksanaan AKSI ini menjadi semakin baik dan lebih merata.
“Kami berharap, kegiatan ini dapat membuka daya pikir anak dan juga pendidik dalam berliterasi dalam penerapan pembelajaran pada abad 21 ini” pungkasnya. (LQM)
Bagikan: