Kendari (Pendis) - Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Kota Sawahlunto, Sumatera Barat berhasil menciptakan alat pendeteksi (sensor) Gas Metana pada tambang dalam batu bara berbasis IoT yang kemudian menjadi salah satu finaslis, dalam ajang Madrasah Young Researcher Supercamp (MYRES) 2023.
Hasil penelitian yang dilakukan para siswa madrasah dinilai dan dipamerkan di gelaran Expo MYRES (Madrasah Young Researches Supercamp) tingkat Nasional 2023 di GOR Apriani Kota Kendari Sulawesi Tenggara.
Menurut kedua peneliti, Bebrina Latif Azzahra dan Raisya Qurrata Ainibahwa penelitian yang mereka lakukan hingga akhirnya menciptakan alat sensor ini dilatar belakangi kondisi daerah mereka yang memiliki banyak tempat tambang, dimana pernah beberapa kali terjadi peristiwa ledakan yang memakan korban jiwa, seperti peristiwa ledakan di salah satu tambang yang terjadi di bulan Desember 2022 lalu,
“Kondisi demikianlah yang memotivasi kami mencari solusi bagaimana saat kadar gas Metana terdeteksi melampaui batas akan memberikan peringatan kepada pekerja di tambang, sehingga bisa menghindari terjadinya musibah ledakan dan adanya korban jiwa, ucap Bebrina menjelaskan, Selasa (05/09/2023).
Ia menambahkan, sebelumnya sudah ada alat pendeteksi serupa yang digunakan di tambang, akan tetapi tidak terkoneksi melalui ponsel sehingga penggunaannya tidak semudah ketika menggunakan alat yang terkoneksi langsung ke ponsel, seketika langsung muncul peringatan gas Metana yang ada.
“Alat Sensor ini berbasis IoT yakni teknologi yang mampu menghubungkan beberapa objek benda dalam hal sensor, piranti chip dan elektronik memalui jaringan internet, jadi penggunaannya sangat tergantung ada tidaknya jaringan internet, sementara di dalam tambang tidak terjangkau jaringan internet dan menghadapi persoalan tersebut solusinya dengan memasukan kabel LAN ke dalam tambang,”ucap Raisya.
Kepala MTs 2 Kota Sawahlunto,Tatis Arni mengatakan yang turut mendampingi giat Expo MYRES ini mengaku sangat mendukung yang dilakukan siswa didiknya “Hasilnya nanti seperti apa, menang ataupun kalah tidak mengapa, yang penting apa yang telah dilakukan ini merupakan prestasi sebab menghasilkan suatu karya yang semoga nantinya bermanfaat, juga menjadi pengalaman dalam berkompetisi,”ungkap Tatis.
Selaku guru pembimbing, Seprian Yusril mengatakan sangat bangga dengan hasil karya yang dihasilkan ini, walaupun masih dalam tahap pengembangan untuk menyempurnakan alat ini, tapi sudah kita lakukan uji coba langsung di tambang-tambang yang ada di daerah kita, pungkasnya.
Bagikan: