Kurikulum Berbasis Cinta: Langkah Strategis Kemenag Maluku Menuju Madrasah Humanis
Maluku (Pendis)—Direktur Jenderal Pendidikan Islam Amien Suyitno menunjukkan komitmen nyata dalam membangun pendidikan yang berakar pada nilai-nilai karakter, spiritualitas, dan kasih sayang. Hal ini disampaikan pada Workshop Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta yang dilaksanakan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku.
Kegiatan yang diikuti ratusan guru madrasah di Kota Ambon, dan Kabupaten Maluku Tengah ini, berlangsung di Aula Hamadi B Husain Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku, Sabtu, (14/06/2025).
Suyitno menyebut bahwa kurikulum yang baik bukan hanya soal pengetahuan, tetapi juga harus menyentuh aspek spiritual, emosional, dan sosial siswa.
“Cinta adalah dasar utama dalam pendidikan. Guru harus mampu menjadi sumber inspirasi, menyampaikan pelajaran dengan cinta, dan menciptakan ruang kelas yang damai dan penuh kasih sayang,” ujarnya.
Menurutnya, kurikulum Berbasis Cinta dirancang untuk mengintegrasikan nilai-nilai kasih sayang, kejujuran, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial ke dalam seluruh proses pembelajaran, baik di madrasah maupun di satuan pendidikan binaan Kemenag lainnya. Pendekatan ini menjadi bagian dari transformasi pendidikan Islam yang humanis dan transformatif.
Dirjen Pendis juga menyoroti pentingnya peran guru sebagai ujung tombak perubahan. Menurutnya, guru tidak cukup hanya menyampaikan materi, tapi juga menanamkan karakter dan membentuk kepribadian peserta didik agar menjadi generasi yang berakhlak mulia, toleran, dan cinta tanah air.
Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mendorong transformasi pendidikan Islam di Maluku yang lebih humanis dan berkeadaban. Melalui implementasi Kurikulum Berbasis Cinta, Kemenag Maluku mengambil langkah progresif untuk menghadirkan pendidikan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara emosional dan spiritual.
Sementara itu, Kepala Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Maluku, Yamin dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kehadiran dan komitmen Dirjen Pendis dalam mendukung penguatan kurikulum yang lebih relevan dengan tantangan zaman.
“Pendidikan bukan hanya tentang prestasi akademik, tetapi juga tentang membentuk manusia yang utuh, yang punya cinta, kasih, dan kepedulian terhadap sesama dan lingkungan. Kami berharap kegiatan ini menjadi inspirasi dan pijakan nyata bagi para guru di Maluku dalam mendidik anak-anak bangsa dengan semangat cinta dan kasih,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa Kurikulum Cinta dikembangkan sebagai respons atas tantangan zaman yang semakin kompleks, di mana degradasi moral dan lunturnya nilai-nilai kemanusiaan menjadi perhatian serius dunia pendidikan.
Kurikulum cinta hadir untuk memperkuat karakter peserta didik, mempererat hubungan antarsesama, dan menciptakan ruang belajar yang harmonis. Ia menekankan bahwa pendidikan tidak boleh hanya berfokus pada capaian akademik, tetapi juga harus membangun kepekaan sosial dan emosional siswa.
“Kurikulum Cinta bukan kurikulum baru, melainkan penguatan nilai-nilai yang telah lama menjadi inti dari pendidikan Islam, seperti kasih sayang, empati, kejujuran, dan saling menghormati,” tandasnya.
Tags:
MadrasahBagikan: