Bekasi (Pendis) - Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Madrasah melakukan pemetaan kebutuhan sarana dan prasarana Raudlatul Athfal dan Madrasah. Hal itu dilakukan agar seluruh program layanan sarana dan prasarana dapat disusun secara visibel, akurat dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh RA dan Madrasah.
Terkait dengan Pemetaan Kebutuhan Madrasah, Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan mengatakan bahwa seiring dengan bertambahnya jumlah madrasah dari waktu ke waktu salah satunya perlu diimbangi dengan pemenuhan sarana dan prasarana, seperti ruang kelas baru, perpustakaan, meubeler, laboratorium dan prasarana lainnya. "Sarana dan prasarana untuk RA dan Madrasah harus disusun berdasarkan analisis kebutuhan yang akurat dan dilakukan secara bottom up," ujarnya saat membuka kegiatan Pemetaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana RA dan Madrasah, di Hotel Santika Kota Harapan Indah Bekasi di Bekasi, Rabu (12/08/15).
Salah satu bentuk Sarpras yang diperlukan, lanjut Profesor Tafsir UIN Kalijaga ini, pembangunan ruang kelas dengan standar kelas dan fasilitas penunjangnya yang ramah dengan anak-anak difabel. "Untuk tahun anggaran 2015 kita sudah mengalokasikan untuk Bantuan Gedung Madrasah Inklusi beserta Sarana dan Prasarananya," tukasnya.
Kepada para peserta Pemetaan Kebutuhan Sarpras utamanya Kepala Madrasah dan Guru Madrasah Inklusi yang hadir, Nur Kholis Setiawan meminta agar kebutuhan sarana dan prasarana pada madrasah inklusi untuk diinventarisir dan dianalisis kebutuhannya. "Pertemuan ini harus menghasilkan produk yang konkrit yaitu spesifikasi sarpras pendidikan inklusi, spesifikasi alat permainan edikatif RA dan spesifikasi sarana dan prasarana Madrasah termasuk meubeler," tegasnya.
Kerap kali program sarpras yang tidak didasari dengan analisis kebutuhan, lanjut M. Nur Kholis Setiawan, akan mendatangkan kemubadziran. "Jadi sudah tepat bapak dan ibu didatangkan di pertemuan ini agar bisa memberikan gagasan dan pikiran sarana prasarana seperti apakah yang dibutuhkan oleh madrasah," tegas Nur Kholis.
Selain para Kamad Madrasah Inklusi, juga hadir Kepala dan Guru Raudlatul Athfal untuk menganalisis kebutuhan Sarpras RA dan menyusun spesifikasi Alat Permainan Edukatif (APE) RA, Wakamad Bidang Sarpras Madrasah untuk menyusun spesifikasi Sarana dan Prasarana Madrasah termasuk meubeler. Pada saat yang bersamaan juga dilaksanakan Pemetaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Madrasah yan didasarkan pada Karakteristik/Diversifikasi Madrasah (Akademik, Keagamaan, Vokasi dan Reguler), Pemetaan Madrasah yang berada di daerah rawan bencana, Madrasah yang berada di daerah 3T dan Rawan Konflik serta Pemetaan untuk mendukung program peningkatan mutu dan akses seperti Computer-Based Test (CBT), perpustakaan digital, madrasah berasrama dan lain-lain.
Kegiatan Pemetaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Raudlatul Athfal (RA) dan Madrasah digelar selama 3 hari dari tanggal 11-13 Agustus. Kasubdit Sarana dan Prasarana, Sarpani berharap agar kegiatan ini dapat menjadi piranti peningkatan mutu pelayanan dalam pengelolaan bantuan sarana dan prasarana sehingga bantuan yang diberikan berjalan secara profesional, sistematis, transparan, manfaat dan akuntabel.
Selain itu, lanjut Sarpani, untuk meningkatkan pemahaman akan peta dan potensi RA dan Madrasah di Indonesia, sehingga memudahkan bentuk-bentuk pelayanan bantuan guna meningkatkan mutu madrasah.
"Secara teknis kegiatan pemetaan akan sangat bermanfaat dalam rangka meningkatkan ketrampilan stakeholders madrasah dalam penyusunan spesifikasi barang dan jasa dalam merealisasikan program sarana dan prasarana RA dan Madrasah," harap Sarpani.
Output riil kegiatan pemetaan kebutuhan sarana dan prasarana adalah terpetakannya secara akurat potensi, kondisi dan sebaran RA dan Madrasah yang layak mendapatkan bantuan sarana dan prasarana pendidikan dan tersusunnya spesifikasi barang/sarana dan prasarana pada RA dan Madrasah yang akan dijadikan bahan pengambilan kebijakan dan program pengadaan barang dan jasa pada Direktorat Pendidikan Madrasah.
(rb/dod)
Bagikan: