Pendis (Serang) - Kementerian Agama terus melakukan penguatan moderasi beragama di lembaga pendidikan madrasah dalam menghadapi Tahun Toleransi Beragama pada tahun 2022. Di antara upaya yang dilakukan adalah injeksi pemahaman moderasi beragama yang diselenggarakan Direktorat Kurikulum, Sarana, Kesiswaan dan Kelembagaan Madrasah.
Hal ini sesuai dengan komitmen dalam berbangsa dan bernegara serta penguatan moderasi beragama dengan melaksanakan kegiatan Review Pelaksanaan Program Direktorat KSKK Madrasah yang mengusung tema besar “Penguatan Moderasi Beragama Dalam Bingkai Kebhinekaan di Madrasah” di Kota Serang, 9-11 November 2022.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka evaluasi dan review program sebagai upaya adrasah dalam menyosialisasikan program penguatan moderasi beragama sebagai langkah antisipatif dan membendung ekstremisme dalam beragama dengan memoderasi paham, sikap dan tindakan yang ekstrem dalam beragama.
Hal ini dipandang penting sebagai vaksinasi awal kepada para siswa, pendidik dan tenaga kependidikan untuk mencegah paham ideologi intoleran, radikalisme, dan terorisme di lingkungan madrasah.
Direktur KSKK Madrasah, Mohammad Isom mengatakan penguatan nilai-nilai moderasi beragama di madrasah menjadi sangat penting dilakukan untuk meningkatkan komitmen berbangsa dan bernegara bagi warga madrasah serta mewujudkan persatuan Islam dengan menumbuhkan kesadaran tentang keragaman (diversity) dan perbedaan di antara umat manusia, Rabu (09/11/2022).
“Ada 10.416.035 generasi muda madrasah yang harus dibekali moderasi beragama dan literasi digital untuk melawan penyebaran ideologi intoleran, radikalisme, dan terorisme agar mereka tidak mudah terpapar dengan hal-hal berkaitan ideologi terorisme yang jauh dari kepribadian bangsa Indonesia”, ucap Isom.
“Membumikan moderasi beragama dalam bingkai kebhinekaan di lingkungan madrasah dapat menciptakan karakter generasi penerus bangsa yang siap mengayomi antar sesama umat beragama, menjaga nilai-nilai pancasila dan antiradikalisme”, lanjutnya.
Isom juga berharap, kegiatan ini dapat menumbuhkembangkan sikap gotong royong dan pemahaman agama yang lebih moderat di kehidupan sehari hari.
“Saatnya kita berkomitmen bersama, bergotong royong serta bahu-membahu membuat sebuah gerakan melawan proxy war ideologi yang dapat merusak kebhinekaan negeri kita tercinta ini”, tandas Isom.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi Banten, Perwakilan Kepala Seksi Pendidikan Madrasah di Provinsi Banten, serta Perwakilan Kepala Madrasah di Provinsi Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. (Bahtiar/WE)
Bagikan: