Jakarta (Pendis) --- Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Madrasah Young Researchers Supercamp (MYRES) telah diagendakan mulai Juni mendatang. Kepesertaaan KSM akan melibatkan baik peserta didik madrasah maupun sekolah umum. KSM akan dimulai pada Juni untuk tingkat kabupaten/kota dan puncak grand final-nya akan diselenggarakan di Ternate, Maluku Utara pada awal September mendatang.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Sidik Sisdiyanto menjelaskan bahwa KSM tahun ini memiliki hal berbeda dengan KSM dari tahun-tahun sebelumnya. Yakni sistem merit dan keterwakilan. KSM tahun ini juga dibedakan menjadi individual dan kelompok. Pada kepesertaan berkelompok bisa terdiri dari satu madrasah, bisa juga dua atau dari tiga madrasah berbeda dengan maksimal tiap kelompok terdiri dari 3 orang.
“Hal ini kami lakukan untuk mengajarkan bahwa kolaborasi dan kerjasama harus ditanamkan sedini mungkin. Baik antar siswa maupun antar guru pembimbing pada madrasah. Keberhasilan itu lahir dari super team, bukan superman” jelas Sidik.
Terkait soal-soal, akan mengacu kepada literasi berfikir tingkat tinggi yang diintegrasikan dengan konteks pemahaman keagamaan. Jadi tidak sekadar kemampuan menguasai pengetahuan tentang sains, matematika dan sosial humaniora, tapi bagaimana menggunakan pengetahuan tersebut dalam menyelesaikan masalah kehidupan. Tentu saja soal disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta.
Sedangkan untuk MYRES, penilaian tahun ini akan diutamakan pada proses dan orisinialitas karya, buka hasil belaka. Keduanya adalah kunci dalam penilaian ajang ini. Hal ini penting untuk memastikan peserta myres memiliki kepekaan menangkap masalah di lingkungannya, baik terkait sains, humaniora maupun keagamaan di masyarakat. Setelah itu peserta MYRES secara ilmiah mendesain penyelesaian masalahnya untuk menciptakan kondisi lebih baik dengan melakukan penelitian, Sekalipun sederhana. Karena itu, keunikan, kreativitas dan keterlibatan peserta dalam penelitian menjadi hal penting dalam penilaian MYRES.
Sejalan dengan tema myres tahun 2024 “Menyiapkan generasi emas yang peka lingkungan memiliki pola pikir dan sikap ilmiah”, tujuan MYRES ini diharapkan siswa dapat mengeksplorasi bakat, minat dan rasa ingin tahunya untuk merespon kondisi lingkungan, serta peduli mencarikan solusi dengan pendekatan ilmiah. Dengan demikian penanaman cara berfikir logis, analitik dan sadar data terbangun sejak dini pada peserta didik serta budaya riset mulai terbentuk di satuan pendidikan madrasah.
Sidik mengingatkan, semua Ketua Tim Kesiswaan tiap provinsi harus maksimal dalam memberikan sosialisasi. Tentunya dengan terlebih dulu memahami sistem, pola hingga istilah pada KSM dan MYRES tahun ini. Tujuannya agar tingkat partisipasi madrasah meningkat dan dalam pelaksanaannya baik seleksi hingga pemberangkatan kontingen berjalan dengan aman dan lancar.
“Event ini bisa menjadi kesempatan untuk guru dan juga madrasah untuk memberikan wadah bagi siswa kita yang passionate di bidang penelitian” kata Sidik di Jakarta, Senin (20/5).
Sidik menambahkan, bahwa KSM maupun MYRES tahun ini dapat merubah paradigma di masyarakat yang memandang bahwa kompetisi semata-mata hanya fokus pada memenangkan juara. Ada hal yang lebih penting dari sekadar mendapat juara adalah memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik berproses menempa diri untuk berprestasi. Karena itu, penilaian MYRES kali ini tidak sekadar hasil penelitian tapi prosesnya.
“Kami berharap sebanyak mungkin madrasah terlibat dan ikut dalam gelaran ini, mulai dari jenjang Ibtidaiyah (MI) hingga Aliyah (MA). Agar KSM lebih dikenal lagi di kalangan masyarakat serta memberikan iklim kompetisi yang sehat pada madrasah. Proses itu penting, juara itu bonus” tukasnya.
Sementara itu Kasubdit Kesiswaan KSKK Madrasah, Imam Bukhori, menyampaikan secra teknis pelaksanaan KSM maupun MYRES ini dilaksanakan secara paralel dan grand finalnya diselenggarakan secara bersamaan di Ternate nanti.
Selain itu, data hasil penilaian KSM dan MYRES ini sangat penting bagi peserta didik maupun satuan pendidikan madrasah untuk mengetahui posisi kemampuan diri dan lembaga madrasahnya secara nasional.
Bagi Kankemenag kabupaten/kota dan provinsi juga penting untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan sains dan kemampuan riset pada madrasah. Nantinya, data tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil kebijakan selanjutnya.
Hal tersebut disampaikan kepada para Ketua Sub Tim Kesiswaan Kanwil seluruh Indonesia pada kegiatan koordinasi teknis pelaksanaan KSM dan MYRES Nasional Tahun 2024 pada senin hingga rabu (20-22/5).
Bagikan: