Kukar (Pendis) – Tim Riset Madrasah Aliyah Negeri 2 Kutai Kartanegara berhasil meraih silver medal dalam kompetensi bergengsi Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Internasional pada ajang International Invention Competition For Young Moslem Scientists, yang diselenggarakan oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jumat (26/05).
Lima siswa yang tegabung dalam Tim Riset MAN 2 Kutai Kartanegara tersebut (Aisha Adriyani. S, Aji Saputra, Destyra Aulia, Muhammad Nur Ansyar Pratama, dan Nur Syifa Zakiah) mempresentasikan penelitian yang berjudul “Inhibitor Power Test of Sungkai Leaf Extract (Peronema Canescens Jack) on The Growth of Malassezia Furfur Fungus With in Vitro Method”.
Ajang kompetisi yang berskala internasional ini diikuti oleh 14 negara dengan total 321 tim. Negara-negara yang mengikuti kompetisi ini diantaranya adalah Iran, Turki, Korea, India, Vietnam, Malaysia, Filipina, Thailand, dan beberapa negara lainnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur, Abdul Khaliq, menyatakan rasa bangga dan ucapan syukur atas capain ini. Ia mengucapkan terima kasih kepada peserta didik dan guru pembimbing Riset yang telah berusaha keras untuk mencapai prestasi ini. Juga kepada seluruh guru dan tenaga kependidikan MAN 2 Kukar yang telah memberikan dukungan dan doa sehingga berhasil meraih prestasi membanggakan di tingkat internasional ini.
"Semoga ke depan lebih banyak lagi prestasi yang bisa diraih,” paparnya.
Kepala madrasah MAN 2 Kutai Kartanegara, Ummi Puji Astutik mengucapkan selamat dan sangat bersyukur atas pencapaian medali Silver ini. Hal ini Ini membuktikan kalau peserta didik MAN 2 Kukar tidak hanya mampu bersaing, namun juga mampu bersanding dengan siswa lain di dalam dan luar negeri.
"Kompetisi dalam bidang penelitian yang dikembangkan di lingkungan madrasah yang berbasis riset ini telah menjadikan para peserta didik terdorong untuk berlomba-lomba membuat inovasi. Hal demikian mampu membuka cakrawala berpikir mereka untuk menemukan hal baru yang akan memberi manfaat kepada masyarakat," pungkasnya.
Menurut Ketua Tim, Aisha menjelaskan penelitian ini memanfaatkan tanaman lokal Kalimantan yaitu daun sungkai untuk menghambat perkembangan jamur penyebab panu. "Sebagaimana kita ketahui, Kalimantan memiliki biodiversitas yang sangat kaya dan belum banyak digali atau diteliti, sehingga kami tertarik untuk melakukan penelitian ini guna menguak potensi yng terdapat pada tanaman sungkai," jelas Aisha.
Ditambahkan Aisha, penelitian ini bekerja sama dengan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, mulai dari penyusunan proposal, penelitian, hingga pembuatan laporan akhir.
(Ridho)
Bagikan: