Jakarta (Pendis) - Kegiatan "Menyapa Madrasah" merupakan agenda rutin bagi Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, A. Umar. Kegiatan ini dimanfaatkan untuk melihat kondisi riil madrasah dan juga sosialisasi kebijakan serta memotivasi tidak hanya kepada para guru tetapi juga siswa-siswi madrasah.
Kamis (19/10) pagi, Direktur KSKK Madrasah, A. Umar sudah datang ke Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta Utara. Kedatangannya adalah untuk menyapa para guru dan siswa-siswi MAN 5 Jakarta Utara. Pada pagi itu, di hadapan para guru dan siswa-siswi MAN 5 Jakarta Utara, Direktur KSKK Madrasah membagikan tips mengelola madrasah supaya madrasah memiliki kualitas dan dipandang oleh masyarakat.
Dengan berpijak pada kenyataan bertambahnya animo masyarakat pada pendidikan madrasah dengan dibuktikannya banyaknya madrasah yang kekurangan ruang belajar, Direktur KSKK memandang bahwa kualitas madrasah bisa dilakukan dengan dua cara.
"Dalam filsafat, kualitas bisa ditempuh melalui pendekatan meterialisme. Ukurannya adalah meteri, berupa peningkatan sarana dan prasarana. Terkadang kendala kita di sini. Apalagi madrasah-madrasah swasta. Ini membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 15-20 tahun," ujar A. Umar membuka pembicaraan.
"Tidak berhenti di situ," lanjut A. Umar, "bahwa peningkatan kualitas juga bisa dilakukan dengan pendekatan esensialisme. Yakni membangun kurikulum dan manusia (guru dan siswa). Peningkatan kualitas dengan pendekatan ini bisa berhasil dengan rata-rata 3-5 tahun."
A. Umar memberikan tips-tips yang sederhana untuk melakukan peningkatan kualitas dengan pendekatan esensialisme. Tips-tips ini merupakan hasil praktik dan riset Direktur KSKK, A. Umar saat menjabat sebagai Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
Pertama, disiplin. Guru-guru harus memberikan contoh disiplin bagi siswa-siswi. Disiplin merupakan kunci keberhasilan. Guru-guru harus datang lebih awal ke madrasah, menyambut kedatangan siswa-siswi. Dan jangan pulang sebelum siswa-siswi pulang. Meskipun jam pelajaran sudah selesai. "Tunggui mereka, buat mereka nyaman di madrasah," ujar A. Umar bersemangat.
Kedua, jangan pernah ada jam kosong. Kepala Madrasah dan guru harus memiliki strategi sebaik untuk menghindari jam kosong. Sebab jam kosong adalah blunder bagi pendidikan.
Ketiga, buat kegiatan kreatif yang bisa dilihat oleh masyarakat. A. Umar mengisahkan keberhasilannya mengubah MIN Gubug, Grobogan, yang awalnya dipandang sebelah mata, kini menjadi diminati masyakarat hanya dengan kegiatan sederhana, seperti pembiasaan menggunakan bahasa Asing (Inggris dan Arab), mengaji al-Qur`an dan menyanyikan asmaul husna setiap pagi, dan melakukan ziarah ke makam Kyai setempat.
"Dengan tiga hal kegiatan sederhana ini, pasti masyarakat akan melihat dan mempertimbangkan madrasah," pungkas A. Umar. (hamam/dod)
Bagikan: