Jakarta (Pendis)- Akhlaqul Karimah, Identitas Yang Melekat Pada Diri Santri. Pernyataan ini disampaikan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ahmad Zayadi dihadapan para santri pada kegiatan Pre Departure Kunjungan Santri Ke China di Jakarta, Senin (25/11).
Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Kunjungan "Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia" Kerjasama Kementerian Agama RI dan Kementerian Luar Negeri RI untuk menyampaikan pesan-pesan Santri dan Pondok Pesantren terkait dengan Perdamaian Dunia. Program kunjungan ini dijadwalkan akan berlangsung pada tanggal 25 hingga 30 November 2019.
Dalam kesempatan tersebut, Zayadi menuturkan bahwa terkait posisi Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB (Perserikatan BAngsa-Bangsa) periode tahun 2019-2020 maka melalui program kunjungan ini kita memiliki kesempatan untuk mengekspose dan memperkenalkan Pendidikan Islam Khas Indonesia yakni Pesantren dan Santri nya yang memiliki kekhasan, nilai-nilai dan budayanya, tradisi akademik tafaqquh fiddin yang menjadi dasar bagi pembentukan akhlakul karimah para santri.
"Akhlaqul karimah ini menjadi jati diri sekaligus identitas yang melekat pada diri santri, yang merupakan hasil pembelajaran santri di pesantren dan telah menjadi pribadi, dan mewujud nyata dalam perilaku kehidupan,"ujar Zayadi.
lanjut Zayadi, kegiatan ini bisa digunakan sebagai benchmarking dan sekaligus mendesiminasikan nilai-nilai dan tradisi keberagamaan yang moderat kepada negara-negara lain.
"Sudah banyak negara misalnya Afghanistan, Pakistan dan Philipina Selatan yang sudah melakukan kunjungan, belajar dan dialog dengan kita. Mereka terkesan dan tertarik dengan kehidupan pesantren yang bisa sejalan kehidupan bernegara di Indonesia, kondisinya bisa rukun, damai dan tentram. maka saya tegaskan, bahwa sejatinya ini karena peran pesantren dan santri yang memiliki akhlaqul karimah tadi. Dengan begitu ini menjadi modal dan model benchmarking kita dalam hal budaya dan agama,"pungkasnya. (Kanali/Hik)
Bagikan: