Rembang (Pendis) – Alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian Agama membahas kesiapan pesantren dalam menghadapi New Normal Life. Pembahasan ini merupakan bagian dari program Pesantren Sehat Nusantara (PSN).
Pesantren Sehat Nusantara (PSN) merupakan organisasi dan gerakan santri bersama untuk meningkatkan sistem kesehatan pesantren untuk mewujudkan pesantren sehat. Organisasi ini diinisiasi oleh alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari lintas sektor kesehatan dari berbagai angkatan. PSN sering mengadakan diskusi online terkait isu kesehatan di pesantren yang biasa dinamai Ngobrol Kesehatan Pesantren (Ngetren).
Ngetren terbaru yang diadakan PSN adalah isu New Normal Life di Pesantren yang diadakan pada Kamis (04/06) pukul 15.30-17.30 WIB. Bertempat di zoom meeting Cantrika Foundation sebagai media kerjasama dan disiarkan langsung melalui Youtube Cantrika Foundation yang diikuti kurang lebih 120 peserta aktif dan lebih dari 1600 penonton Youtube.
Ngetren seri webminar ini mengambil tema “Kesiapan Pesantren Menghadapi New Normal Life: Peluang dan Tantagan”. Menghadirkan tiga pemateri yaitu H. Abdul Ghoffar Rozin (Ketua Umum RMI NU), dr. Makki Zamzami, MARS (Ketua Umum Satgas NU Peduli Covid19) dan H. Ach. Fadloil, SH., MH. (Sekretaris Umum PP. Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo).
Dalam Pemaparannya Gus Rozin menegaskan bahwa pesantren memiliki ideologi kebersihan annadhofatu minal iman, jadi sudah barang tentu jika Pesantren menerapkan hal tersebut dan ini bukan menjadi kelaziman baru (new normal life). Pesantren harus sehat dan tak menjadi sasaran penyebaran pandemi covid-19.
“Namun, dimasa pandemi ini pesantren juga memiliki tantangan untuk tidak menjadikan pesantren sebagai klaster baru penyebaran Covid-19, tentunya harus diimbangi dengan kepatuhan pesantren mengikuti protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 dan juga negara harus hadir untuk kesehatan pesantren,” tambah dr Makki, pembicara kedua di acara Ngetren seri webminar.
Acara ini juga menghadirkan pesantren yang sudah menerapkan kelaziman baru salah satunya yaitu PP. Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo. Pada 1 Juni menerima kedatangan santri yang jumlahnya lebih dari 10.000 santri dengan mekanisme dan protokol yang dibuat. “Kami melakukan screening ketenagakerjaan pesantren, rapid test secara acak pada santri, merasionalisasi kapasitas dan sarana prasarana pesantren juga kembali mengoptimalisasi fungsi klinik dan layanan kesehatan yang dimiliki Pesantren. Insyaallah kami siap mengikuti new normal life juga instruksi pemerintah, “ tegas Lora Fadloil di akhir sesi.
Kegiatan ini dipimpin oleh Mohd. Fanshuri Abdillah, alumni PBSB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angakatan 2010. “Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan lancar dengan dihadiri lebih dari 100 peserta aktif juga diikuti oleh lebih dari 15 pertanyaan. Semoga kedepannya PSN dan kami sebagai alumni PBSB Kemenag RI bisa selalu memberikan kemanfaatan ilmu kami untuk kebutuhan pesantren dan masyarakat luas,” jelas Ifan, alumni Ash-Shigor Cirebon. (Ikhda/ M Yani)
Bagikan: