Beijing (Pendis) - Delegasi santri Indonesia untuk perdamaian dunia berkunjung ke China Islamic Association (CIA) atau Asosiasi Muslim Tiongkok. Delegasi disambut oleh pengurus CIA dan diberikan penjelasan singkat mengenai Islam di Tiongkok dan dilanjutkan dengan sesi dialog.
Diawal sesi dialog, delegasi menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk mempromosikan pesantren sebagai pembawa pesan perdamaian dan untuk menepis stigma sebagian masyarakat dunia terhadap pesantren.
"Selama ini banyak pihak yang mengira pesantren sebagai sarang radikalisme, padahal faktanya tidak demikian".
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam Indonesia yang mengajarkan Islam yang moderat.
"Para santri itu sangat toleran dan inklusif. Jadi sangat keliru kalau ada yang menganggap pesantren itu radikal"
"Itu sebabnya, peserta yang dipilih mengikuti program ini adalah para santri"
Sekjen CIA, Ma Zhongping mengatakan bahwa hubungan warga Muslim Tiongkok dengan pemerintah Tiongkok sangat baik. Bahkan, katanya, jumlah warga Muslim di Tiongkok tidak bisa dibilang sedikit.
"Warga Muslim di Tiongkok ada sekitar 23 juta dan tersebar di beberapa provinsi," tuturnya.
Mereka, masih kata Zhongping, memiliki madrasah Islam yang berjumlah sekitar 10 ribu. Mereka belajar di Madrasah Islam setelah sekolah di sekolah pemerintah.
"Di Tiongkok, pendidikan umum dengan pendidikan agama dipisah. Mereka belajar di Madrasah Islam setelah belajar di sekolah umum," ucapnya.
Dalam sesi dialog tersebut, diketahui bahwa selama ini banyak pemuda muslim Tiongkok yang belajar ilmu agama Islam di luar negeri.
"selama ini kami mengirim beberapa pemuda kami untuk belajar di Al-Azhar dan Libya," kata Zhongping.
Selain itu, lanjutnya, kami juga mengirim para ulama muda dan imam masjid untuk belajar di timur tengah.
Lebih lanjut dikatakan bahwa pemerintah Tiongkok bersedia mendukung jika para pemuda muslim Tiongkok belajar ke Indonesia. Hanya saja, perbedaan bahasa mungkin akan menjadi kendala.
Islam sendiri, seperti dikatakan Zhongping, sudah masuk ke China sejak abad ke-6. Ia sendiri meyakini bahwa ada kemiripan antara ragam cara bagaimana Islam masuk ke Tiongkok dengan bagaimana Islam masuk ke Indonesia, yang kesemuanya dilakukan dengan cara damai.
Sekjen CIA mengapresiasi program yang diusung Kemenlu dan Kemenag RI ini. Menurutnya, program ini sangat positif.
"Kalau memiliki banyak waktu, kalian bisa mengunjungi masjid-masjid dan komunitas-komunitas Muslim yang ada di China," pungkasnya.
Bagikan: