Jakarta (Pendis) --- Beragama yang fundamental adalah menghargai kemanusiaan beserta segala lingkungannya yang ada di dalam lingkungan kemanusiaan. Manusia hidup di alam maka alamnya-pun harus dihargai dan dijaga karena jika alam dirusak maka manusia juga akan rusak.
Demikian disampaikan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren), Waryono Abdul Ghofur dalam Webinar Moderasi Beragama Mahasantri PBSB 2021. Menurutnya, moderasi itu diantaranya ditandai dengan kesadaran bukan hanya hidup bersama dengan perbedaan tapi juga saling membantu dalam perbedaan, “Jadi bukan hanya sekedar memahami akan adanya perbedaan tapi bagaimana kita hidup dalam perbedaan itu untuk saling membantu dan melengkapi,” Ujar Waryono di Jakarta, Selasa (16/11/2021).
Waryono menerangkan,moderasi beragama menjadi salah satu program prioritas kementerian agama sebagai bentuk implementasi RPJMN 2020-2024. “Kita sebagai warga negara khususnya warga negara yang berada di lingkungan Kementerian Agama tentu memiliki tanggung jawab besar untuk saling mengingatkan sekaligus juga menjadi garda terdepan dalam menjalankan nilai-nilai moderasi beragama,” terangnya.
Menurut Waryono, jik moderasi beragama tidak tercipta di bumi Indonesia maka kita tidak bisa membangun dan mendidik anak bangsa ini dengan tenang dan tentu saja tidak bisa bekerja dengan baik.
“Jadi moderasi beragama adalah proses tujuannya adalah bagaimana kita mendapatkan ketenangan kemudian kita dapat melakukan apa yang harus kita lakukan dengan maksimal,” tutur Waryono.
Lebih lanjut, Waryono menyampaikan harapan kepada mahasiswa terutama penerima beasiswa untuk menjadi role model bagi mahasiswa yang lain serta masyarakat, bagaimana bernegara, bersosial, bermasyarakat yang moderat.
“Moderasi beragama perlu untuk terus diingatkan karena jangan sampai kita jatuh pada titik ekstrim yang membuat kita semuanya merugi karena saling menyakiti,” tukasnya.
Atasnama Kasubdit Pendidikan Pesantren, Firdah Thowil melaporkan pelaksanaan kegiatan webinar moderasi beragama Tahun Anggaran 2021 ini bertujuan menciptakan sumber daya manusia Indonesia dengan pondasi internalisasi nilai-nilai agama yang moderat, inklusif, toleran, rukun tanpa kekerasan serta menghargai keragaman dan perbedaan.
Firdah menyampaikan, moderasi beragama adalah proses memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang agar terhindar dari perilaku ekstrem atau berlebih-lebihan saat mengimplementasikannya, “Peran pemuda dalam menjaga kerukunan antar umat beragama sangatlah penting, utamanya di era digital ini,” katanya.
Menurut Firdah, para pemuda dinilai memiliki peran dalam menyebarkan pesan-pesan kerukunan melalui media sosial untuk memahami bagaimana mengimplementasikan moderasi beragama di lingkungannya.
Tags:
#moderasiberagamaBagikan: