Cirebon (Pendis) --- Al Quran Surat Al Mujadalah ayat 11 menyebutkan bahwa untuk mendapatkan derajat ilmu harus melalui proses. Kualitas pendidikan ini dapat dipengaruhi oleh lingkungan terdekat. Indikator kualitas pendidikan suatu daerah terlihat berdasar parameter APK (Angka Partisipsi Kasar), APK adalah persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan ersebut.
Hal ini disampaikan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono, MA dalam arahannya saat membuka kegiatan Penguatan Karakter Pendidikan Al Quran di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cirebon, Rabu (23/09).
"Umat Islam harus menguasai terminologi maaliki yaumiddin. Fakta saat ini ummat Islam bukan sebagai pemilik atau pengendali, tetapi mayoritas sebagai pekerja," ujar Waryono.
Dikatakan Waryono, diantara kelemahan umat islam adalah tidak menguasai ilmu dan teknologi. Umat Islam cenderung disibukkan oleh persoalan khilafiyah. "Sudah saatnya Pendidikan Al Quran bangkit dan memberikan layanan yang terbaik untuk masyarakat yang berkualitas dan measurable. Masyarakat akan mudah mengeluarkan biaya untuk pendidikan tambahan namun terasa berat untuk pembelajaran Al Quran karena selama ini kualitas pendidikan Al Quran tidak terukur," terangnya.
Menurut Waryono, rendahnya minat terhadap Pendidikan Al quran juga memicu terjadinya distorsi atas pemahaman dan penyalahgunaan ayat. Untuk itu Pendidikan Al Quran harus dibuat semenarik mungkin. Ustadz/ustadzah sebagai ujung tombak pendidikan Al quran di masyarakat lebih memiliki urgensi dibandingkan teori dan materi.
"Perlu pengembangan kapasitas pendidik Lembaga Pendidikan Al Quran. Pemerintah melalui Kementerian Agama akan terus mendampingi Pendidikan Al Quran ini sampai ke kampung kampung agar masyarakat merasakan kehadiran negara," sambungnya.
Fenomena saat ini di masyarakat, lanjut Waryono, pendidikan Al Quran masih sebatas suplemen belum sebagai komplemen. Sehingga keberadaannya masih cenderung diabaikan. Peranan keluarga sebagai penangkal radikalisme sangatlah penting.
"Orangtua dituntut untuk lebih peduli dan paham terhadap pendidikan anak," pungkasnya.
Dari kegiatan ini diharapkan ustadz dan ustadzah mampu merumuskan rencana langkah ke depan terkait penguatan karakter Pendidikan Al quran di masyarakat.
(Yusron/Hilman/My)
Bagikan: