Jakarta (Pendis) --- Kementerian Agama melalui DIrektorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren kembali menyelenggarakan Muktamar Pemikiran Santri Nusantara Tahun 2020. Penyelenggaraan tahun ini merupakan tahun ketiga pelaksanaan muktamar yang dimulai sejak tahun 2018.
Muktamar dibuka oleh Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa’adi. Wamenagmengungkapkan rasa syukurnya karena pelaksanaan muktamar pemikiran santri tetap dilaksanakan meskipun di masa-masa sulit akibat pandemic Covid-19. “Saya menyampaikan terima kasih kepada semua yang terlibat karena Muktamar Pemikiran Santri yang sudah berlangsung sejak 2018 ini bisa tetap terlaksana,” tuturnya.
Menurut Zainut Tauhid, Muktamar pemikiran ini merupakan ajang bagi para santri di seluruh Indonesia untuk berkontribusi secara konstruktif bagi negara yang sedang dilanda musibah ini. “Muktamar Pemikiran Santri ini sangat relevan. Di satu sisi, pesantren harus menyikapi Covid-19 ini dengan kehati-hatian, namun di sisi pesantren juga harus tetap memberikan layanan pendidikan dan kesehatan kepada para santri,” tuturnya.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Muktamar Pemikiran Santri tahun ini dilaksanakan secara daring karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan secara tatap muka mengingat pandemi yang masih melanda seantero dunia. Meski begitu, Zainut tetap optimis muktamar ini bisa menghasilkan rumusan masalah yang kontributif untuk bangsa ini. “Santri dan Pesantren adalah entitas yang sangat merasakan beratnya menghadapi pandemi ini. Kebiasaan hidup bersama tanpa jarak yang selama ini mereka jalani, tiba-tiba tidak diperbolehkan. Kebersamaan secara fisik yang biasanya menjadi media mengakrabkan diri, mengenali satu sama lain, harus dibatasi,” terangnya.
“Namun saya percaya sepenuhnya, pesantren akan bisa melewati kondisi dan perubahan ini dengan baik. Sejarah membuktikan bahwa pesantren adalah lembaga yang adaptif dengan kondisi apapun, tetap survive dalam situasi apapun,” tambahnya.
Muktamar ini mengambil tema besar “Santri Sehat Indonesia Kuat”, akan berlangsung secara daring sebanyak 5 kali, dengan 5 Sub Tema berbeda, antara lain: Pandemi dan Dunia Pesantren; Pesantren dan Tantangan Media; Strategi Pengembangan Pendidikan Pesantren; Revitalisasi Nilai-nilai Pesantren; dan Santri Bicara Papua.
Muktamar dilaksanakan setiap hari Selasa dan Jumat Jam 14.00-16.00 WIB, menghadirkan nara sumber yang kompeten di bidangnya, antara lain: KH Abdul Ghaffarrozin, Gus Nadirsyah Hosein, Ning Nihayatul Wafiroh, Ulil Abshar Abdalla, Alissa Wahid, dan lainnya.
(beta/my)
Bagikan: