Jakarta (Pendis)-Pernyataan ini disampaikan oleh Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Imam Safe’i dihadapan peserta kegiatan Penyusunan Soal Ujian Akhir PDF Berstandar Nasional (UAPDFBN)/ Imtihan Wathony di Jakarta, Selasa malam (28/01).
Menurut Imam Safe’i terkait UAPDFBN/ Imtihan Wathony merupakan kebijakan internal kelembagaan dari Kementerian Agama, karena kami menganggap UAPDFBN/Imtihan Wathony ini adalah instrumen penting yang tidak hanya mengukur kemampuan para santri dari segi penguasaan akademik dan pembelajarannya tetapi juga untuk memetakan kualitas santri pada tahap pendidikan jenjang selanjutnya.
“Jadi ketika santri pada jenjang dasar kualitas prestasinya bagus, maka akan memengaruhi santri ketika melanjutkan ke jenjang selanjutnya sehingga akan mendapatkan jenjang pendidikan yang kualitasnya bagus, demikian pula sebaliknya” ujarnya.
Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Ma’had Aly (PDMA) Direktorat PD-Pontren Aceng Abdul Aziz menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini yang paling pokok adalah terhasilkannya 1 (satu) paket soal mata pelajaran untuk berbagai tingkat yakni wustha dan ulya.
“Kami harapkan para peserta yang hadir bisa memaksimalkan kerja-kerjanya dalam menyusun, mereview dan lain-lain agar soal-soal yang tersusun nantinya bisa berkualitas dan mampu mengukur kemampuan akademik para santri kita khususnya di satuan pendidikan diniyah formal.
Kasi Kurikulum Subdit PDMA Ahmad Rusdi mengatakan bahwa soal-soal UAPDFBN/Imtihan Wathony yang akan disusun untuk tingkat Wustha meliputi mata pelajaran Tafsir, Hadits, Fiqih, Bahasa Arab dan Nahwu-Shorof.
“Adapun soal-soal yang disusun untuk tingkat Ulya meliputi mata pelajaran Tafsir-Ilmu Tafsir, Hadits-Ilmu Hadits, Fiqih-Ushul Fiqih, Bahasa Arab dan Nahwu-Shorof" ucapnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari lembaga PDF, Aspendif (Asosiasi Pendidikan Diniyah Formal), Akademisi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan unsur dari Direktorat PD-Pontren yang berlangsung pada 28-30 Januari 2020.(Kanali/Hik)
Bagikan: