Tanah Laut (Pendis) - Madihin sebagai salah satu seni sastra berupa kata-kata atau syair pujian yang berasal dari akar tradisi suku Banjar/ Banua memiliki keunikan tersendiri dalam penyelenggaraan Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) ke-IV tahun 2015 ini. Kabupaten Tanah Laut Propinsi Kalimantan Selatan menjadi tuan rumah pekan berinteraksinya para santri dari seluruh Indonesia, sebanyak kurang lebih enam ribu orang santri menjadi peserta dalam kegiatan yang menjadi kebanggaan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendis ini.
Perkemahan Pramuka Santri Nusantara disingkat PPSN adalah perkemahan para pramuka santri pondok pesantren golongan penegak. Perkemahan ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2006 di Cibubur Jakarta dengan rekor MURI Kacu Terbesar sedunia. PPSN kedua dilaksanakan tahun 2009 di Jatinangor dengan rekor MURI Parade Semaphore Terpanjang. Sedangkan PPSN ketiga dilaksanakan pada tahun 2012 di Bumi Perkemahan Raja Ali Kelana Batam dengan rekor MURI Parade Gurindam Duabelas dengan tulisan terpanjang.
PPSN kali ini akan berlangsung selama 7 hari mulai tanggal 1 s/d 7 Juni 2015 bertempat di Bumi Perkemahan Agrowisata Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan dan dimeriahkan dengan pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) berupa "Pelantun Madihin dengan peserta terbanyak", yakni sebanyak 5895 orang pelantun. Madihin adalah seni tutur khas Bahasa Banjar yang berisi nasehat dan petuah atau pujian yang berakar dari tradisi suku asli Kalimantan Selatan ini.
Dalam kegiatan kali ini juga dimeriahkan dengan peringatan malam nishfu syaban yang juga dihadiri oleh kurang lebih 40 ribu orang dari unsur masyarakat asli di wilayah Kalimantan Selatan. Pengajian dimaksud berlangsung di Masjid Sabilal Muhtadin Kota Banjarmasin, puluhan ribu umat muslim tumpah ruah memperingati malam pada tanggal 15 bulan kedelapan (Sya`ban) dari kalender Islam. Hari ini juga dikenal sebagai Laylatul Bara`ah atau Laylatun Nisfe min Sha`ban di dunia Arab, dan sebagai Shab-e-barat di Afghanistan, Bangladesh, Pakistan, Iran dan India. Nama-nama ini diterjemahkan menjadi "malam pengampunan dosa", "malam berdoa" dan "malam pembebasan", dan seringkali diperingati dengan berjaga sepanjang malam untuk beribadah.
Konsep kegiatan PPSN IV bersifat unik dan berbeda dengan perkemahan Pramuka umumnya. Tapak kemah untuk peserta laki-laki dan perempuan diatur terpisah. Kegiatan perkemahan dirancang untuk memberikan pengalaman yang utuh dan menyeluruh pada semua aspek pendidikan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif dicapai dengan pemberian berbagai aktifitas pengetahuan seperti seminar dan halaqah. Afektif ditumbuhkan melalui pembiasaan kegiatan mental-spiritual seperti qiyamul lail, kultum, dan sholat berjamaah. Psikomotorik diraih dengan beragam aktifitas fisik seperti petualangan, permainan, perlombaan dan olah raga.
"Kami berharap tidak hanya mampu memecahkan rekor MURI, namun kegiatan PPSN ke-IV ini juga mampu mencetak pemimpin bangsa di masa yang akan datang, tahun 2045 saya bermimpi dengan penggemblengan ini akan ada salah satu santri kita yang bahkan mampu menjadi Menteri Agama layaknya Pak Lukman saat ini," ujar Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Marbawi Annas, dalam upayanya menyemangati para peserta PPSN tahun 2015 ini (02/06/15).
Peserta PPSN IV berjumlah 6.000 santri utusan dari berbagai pondok pesantren dari seluruh Provinsi di Indonesia. Peserta adalah santri Pramuka penegak berusia 16 s/d 20 tahun. Selain itu akan hadir pula pimpinan kontingen daerah (Pinkonda) dan Pembina Pendamping (Bindamping) dari 33 Kwartir Daerah (Kwarda) setiap Provinsi. Untuk memeriahkan perkemahan, juga diundang Pramuka dari negera tetangga. Akan hadir pula semua perwakilan Sangga Kerja (Saka) yang terdiri dari 11 Saka meliputi: Saka Bahari, Saka Bhakti Husada, Saka Bhayangkara, Saka Dirgantara, Saka Kencana, Saka Tarunabumi, Saka Wanabakti, Saka Wirakartika, Saka Kalpataru, Saka Pandu Wisata dan Saka Widya Bakti.
(sya/ra)
Bagikan: