Bekasi (Pendis) - Tiga belas tahun berjalan, Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian Agama (Kemenag) menjadi salah satu program beasiswa elit di Indonesia. Lantaran pembiayaan yang diberikan mulai biaya seleksi, biaya pendidikan, pengembangan akademik, profesi, peningkatan kualitas, biaya hidup, hingga tunjangan penelitian dan penyelesaian tugas akhir.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin menilai sudah saatnya pemberian akses pendidikan S1 bagi santri pondok pesantren ini diperluas hingga ke perguruan tinggi di luar negeri, yakni Universitas Al-Azhar Kairo.
Kamaruddin menyoroti minimnya minat kalangan umum yang memilih beasiswa ke perguruan tinggi berbahasa Arab, seperti Mesir, Saudi Arabia, Maroko, Yordania dan lain sebagainya. "Oleh karenanya kita akan coba kembangkan PBSB (non-reguler) ini bagi santri pondok pesantren. Saya rasa akan banyak peminatnya," ujar Kamaruddin, Senin (04/03).
Di hadapan para pengelola PBSB Kanwil Kemenag Propinsi, Kamaruddin berjanji akan merealisasikannya di tahun 2019. Ia pun berharap, beasiswa S1 ke Al-Azhar Kairo ini akan menjadi feeder untuk jenjang S2 dan S3.
"Kalau beasiswa ini terealisasi, maka problem kelangkaan mahasantri kita di perguruan tinggi berbahasa Arab akan teratasi," imbuhnya.
Selain itu, program beasiswa santri ke Al-Azhar Kairo ini nantinya bukan semata sebagai pengembangan PBSB. Lebih dari itu, program ini juga dalam rangka internasionalisasi lembaga pendidikan Islam yang menjadi salah satu visi Kemenag melalui Ditjen Pendidikan Islam.
"PBSB Non-Reguler sangat relevan dengan keinginan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat peradaban dunia Islam, juga sebagai destinasi studi Islam dunia," tandasnya.
Selanjutnya, ekspos program ini ke depan harus dapat dioptimalkan. Selama ini, PBSB lebih banyak dikenal di kalangan santri dan pesantren. Meski saat ini LPDP, Kemenristekdikti dan Kemendikbud sudah mengapresiasinya melalui pemberian Beasiswa Santri LPDP. "Ke depan, PBSB beserta profil alumni berprestasi perlu juga dikenalkan di kalangan menengah ke atas," tutupnya. (Hery Irawan/dod)
Bagikan: