Surabaya (Pendis) --- Pelaksanaan Ujian Kesetaraan Nasional (UKN) pada Pondok Pesantren Salafiyah penyelenggara Pendidikan Kesetaraan (PKPPS) memasuki tahap akhir. Sejak tanggal 21 s.d. 23 Mei 2024 adalah waktu pelaksanaan Ujian Kesetaraan bagi santri PPS jenjang Ula. Sebagaimana diketahui bahwa pelaksanaan ujian di lingkungan PKPPS ini 100% berbasis computer (CBT).
Prosentase partisipasi santri dalam ujian ini melampaui ekspektasi, yakni diatas 90%. Bahkan partisipasi santri PPS Jenjang Ula (dasar) hampir mencapai 100%. Padahal, dalam pelaksanaan ujian berbasis computer tahap uji coba pertama pada tahun 2023 berada dalam kisaran 35%.
“Bagi Direktorat Pendidikan DIniyah dan Pondok Pesantren, perkembangan ini sangat drastis dan juga membanggakan,” kata Waryono, Plt. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren. "Tentunya yang demikian ini memenuhi ekspektasi Kementerian Agama yang menjadikan literasi digital menjadi salah satu program prioritasnya," ujarnya lebih lanjut.
Pada kesempatan lain dalam rapat kordinasi terbatas Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren bersama Abu Rokhmad, Plt. Dirjen Pendidikan Islam, ditegaskan pentingnya capaian peningkatan literasi digital harus dapat dibuktikan secara terukur. Bahkan Abu berharap lebih dari itu terutama permasalahan sistem pendataan pesantren.
“Saya berharap persoalan data pesantren ini bisa menjadi kegiatan prioritas yang segera diselesaikan, karena saat ini data pesantren dipisahkan dari pelaporan data pendidikan Islam yang ada di EMIS.” kata Abu Rokhmad berharap.
Dengan target tersebut, maka Anis Masykhur, Kasubdit Pendidikan Kesetaraan berpartisipasi aktif dalam me-lead mandat perbaikan data pesantren tersebut melalui pengembangan SIKAP. SIKAP saat ini adalah menjadi rumah data untuk sistem informasi ketenagaan pesantren.
Pengembangan kedepan, SIKAP disempurnakan untuk menjadi rumah data ketenagaan, kesantrian, kelembagaan, dan kurikulum pesantren.
Pelaksanaan ujian yang berbasis computer (bahkan android) ini selanjutnya diikuti dengan keharusan memasukkan data nilai santri baik nilai akumulasi dalam raport maupun hasil ujian nasional yang selanjutnya disebut dengan Rapor dan Ijazah Digital (RID).
Menurut Anis Masykhur, Kasubdit yang menjadi ‘leading sector’ program ini bahwa proses integrasi RID ini mencapai target yang membanggakan. “Satu minggu setelah pelaksanaan ujian nasional, prosentase pengintegrasian mencapai rata-rata 91%,” ujar Anis dengan bangga. “Ini berarti, minggu ini diharapkan mencapai 100%,” ujarnya lebih lanjut.
Integrasi RID dalam SIKAP akan menjadi sumber informasi tentang capaian kompetensi santri pada kelompok mata pelajaran umum maupun dirasah Islamiyah, bahkan juga capaian penguasaan turats (kitab kuning). Bentuk capaian tersebut dapat dilihat dalam transkrip ijazah atau bukti penyelesaian studi lainnya pada sebuah jenjang tertentu pada satuan pendidikan pesantren.
Kesuksesan ini tidak terlepas dari soliditas tim di bawah komando Masithoh Hasbi, "korlap" digitalisasi pendidikan pesantren salafiyah. Perkembangan positif ini akan diperluas pada satuan pendidikan pesantren lainnya. [n15]
Bagikan: