Jakarta (Pendis) - Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Ditjen Pendidikan Islam kembali akan mengelar Muktamar Pemikiran Santri Nusantara. Gelaran kali kedua ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional tahun 2019.
Muktamar Pemikiran Santri Nusantara tahun 2019, akan digelar tanggal 28-30 September 2019, di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kegiatan ini mengangkat tema "Santri Mendunia: Tradisi, Eksistensi, dan Perdamaian Global".
Kegiatan yang dikemas dengan sistem panel, akan menyajikan naskah akademik para santri yang memenuhi kriteria dan lulus seleksi. Selain itu, dalam special panel, akan hadir Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siradj, Ketua Umum PP Muhamadiyah K.H. Haedar Nashir, Staf Ahli Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Kemenlu Teuku Faizasyah, Rois SyuriahPCI Nahdalatul Ulama Australia-New Zealand Nadirsyah Hosen, Staf Ahli Menteri Agama Oman Fathurahman, Tokoh Sufi Indonesia Candra Malik.
Direktur PD Pontren Ahmad Zayadi mengatakan, tujuan muktamar ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat umum dan dunia bahwa pesantren dengan perangkat budaya dan tradisinya merupakan role model guna menggagas perdamaian dunia.
"Pengarusutamaan literasi media di dunia pesantren guna menangkal gejala radikalisme agama dan kejahatan siber di ruang virtual. Selain itu juga mengupas beragam strategi pesantren dalam mewujudkan perdamaian dunia dan Islam yang rahmatan lil-alamin," terang Zayadi di Jakarta, Jumat (27/09).
Menurut Zayadi, Mukatamar Pemikiran Santri akan buka langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. "Akan buka langsung oleh Menag," ujarnya.
Dalam muktamar, akan ada 126 naskah pemikiran santri yang akan dipersentasikan. Naskah tersebut terbagi dalam tujuh kategori atau subtema, yaitu; 1) Santri dan Wajah Ramah Pesantren di Dunia, 2) Pedagogi Pesantren dan Perdamaian Dunia, 3) Modalitas Pesantren dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia (Pesantrens Capitals in Promoting Peaceful), 4) Pesantren dan Resolusi Konflik, 5) Santri, Cyber War, dan soft Literacy, 6) Akar Moderasi dan Perdamaian (as-Silm) dalam Tradisi Kitab Kuning, 7) Kesusastraan dan Pesan Damai Pesantren.
Dikatakan Zayadi, di sela muktamar, akan digelar Malam Kebudayaan Pesantren
Kegiatan ini mengangkat tema Ngaji, Ngopi, Ngomedi. Menurutnya, acara dikemas dalam bentuk talkshow membumikan sastra di pesantren diselingi dengan penampilan puisi, stand up comedy, kisah lucu pesantren dan lantunan shalawat dan musik khas pesantren.
Menurut Ahmad Zayadi, gerakan kesenian dan sastra tumbuh subur di pesantren. "Seni dan satra sangat berpengaruh pada prilaku seseorang, sebab dapat mengekpresikan prilaku yang mengedepankan pesan-pesan keindahan, harmoni dan kemadaian," ujar Zayadi
(M Yani)
Bagikan: