Probolinggo (Pendis) - Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton adalah salah satu pesantren tua di Probolinggo. Kelahirannya mengiringi pesantren pendahulunya semisal PP Nurul Qadim dan PP Zainul Hasan Genggong. Di tahun 2018 ini, PP Nurul Jadid memasuki tahun ke-69 di bawah asuhan KH Zuhri Zaini dengan jumlah santri mencapai 7.500-an orang.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan, PP Nurul Jadid Paiton telah mengelola satuan pendidikan yang beragam. Dimulai dari PAUD, TK, TPQ, MI Nurul Mun`im, MI Az Zainiyah I, MI Az Zainiyah II, MTs Nurul Jadid, MTs Az Zainiyah I, MTs Az Zainiyah II, dan SMP Nurul Jadid. Sedangkan di tingkat menengah atas, terdapat MA Nurul Jadid, SMA Nurul Jadid, dan SMK Nurul Jadid.
Di tingkat perguruan tinggi, pada bulan Oktober 2017, PP Nurul Jadid telah berhasil melebur tiga perguruan tinggi yang beragam menjadi Universitas Nurul Jadid (UNUJA). Padahal sebelumnya saling berdikari dengan sebutan STIKES Nurul Jadid di tingkat strata satu (S1), STT Nurul Jadid di tingkat strata satu (S1), dan IAI Nurul Jadid di tingkat strata satu (S1) dan strata dua (S2/Magister).
Pada penghujung tahun 2017, PP Nurul Jadid Paiton telah memutuskan pengajukan pendirian Ma`had Aly dan telah melalui proses desk evaluation. Saat ini, proses visitasi sedang dilakukan oleh Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren.
Dalam penjelasan terpisah, Dr. Ainurrafiq selaku Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Ma`had Aly menjelaskan bahwa proses visitasi ini untuk menguji kelayakan pesantren di lapangan sekaligus uji korespondensi antara proposal dan faktualnya. "Jangan-jangan proposal yang diajukan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan," tegas Ainurrafiq.
Berdasarkan penjelasan Ketua Yayasan PP Nurul Jadid, KH. Hamid Wahid, PP Nurul Jadid Paiton mengajukan pendirian Ma`had Aly dengan takhassus Fiqh wa Ushul Fiqh dengan harapan turut serta bisa menjadi barometer keilmuan syar`iyah di daerah Tapal Kuda Jawa Timur. "Struktur keilmuannya akan mengarah ke fiqih muamalah sehingga bisa berkontribusi di tingkat lokal daerah tapal kuda, maupun tingkat nasional," terang Hamid.
Mudir Ma`had Aly Nurul Jadid, KH. Romzi al-Amiri menegaskan bahwa pendirian Ma`had Aly Nurul Jadid dengan takhassus Fiqh wa Ushul Fiqh ini setelah melalui proses pengayaan yang sangat panjang. Bahkan sebelum upaya formalisasi ini, PP Nurul Jadid telah melaksanakan Satuan Pendidikan Ma`had Aly sejak tahun 2004 untuk program setara Diploma II. Kemudian sejah tahun 2008 ditingkatkan status programnya setara Diploma III. Dan pada tahun ini harapannya mendapat pengakuan dari negara untuk Marhalah Ula (M1) dan Marhalah Tsaniyah (M2). "Kami siap bersinergi dengan Kementerian Agama untuk mencetak kader ulama yang tafaqquh fiddin. Sedangkan proses visitasi ini kami yakini sebagai proses formalisasi dan pengakuan Ma`had Aly yang sudah lama berjalan di pesantren ini," terang Romzi.
Proses visitasi Ma`had Aly di PP Nurul Jadid Paiton dilakukan oleh Tim Visitasi dari Subdit Pendidikan Diniyah dan Ma`had Aly Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren. Visitasi dilakukan selama 3 (tiga) hari dan hasilnya akan dipaparkan dalam sidang putusan direktorat. (rfq/mdn/dod)
Bagikan: