Yogyakarta (Pendis) - Seluruh alumni pesantren yang tergabung dalam Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) yang tengah studi pada berbagai Program Studi di Kampus UGM dan UIN Yogyakarta sepakat untuk tidak terlibat dan ikut-ikutan dalam organisasi atau kegiatan yang anti terhadap Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945. Komitmen ini disampaikan perwakilan mahasiswa saat berdialog langsung dengan Kepala Subdit Pendidikan Pesantren Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Basnang Said di dua tempat yang berbeda, Kampus Bulak Sumur UGM Yogyakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jum`at (24/2).
Dalam arahannya, Basnang yang juga lulusan Pondok Pesantren As`adiyah yang merupakan pesantren tertua di Sulawesi Selatan menyebutkan bahwa beasiswa Strata 1 dalam berbagai Program Studi diberikan kepada 823 santri pada tahun 2015, 2016 dan 2017, merupakan bentuk keberpihakan negara kepada pesantren. Jauh sebelum kemerdekaan, pesantren sudah menjadi sumber mata air keilmuan bangsa.
"Kami minta kepada para mahasiswa PBSB untuk melanjutkan studi program Magister dan Doktor. Harapan kami agar mahasiswa alumni PBSB bisa meraih gelar Doktor sebelum mencapai usia tiga puluh tahun," harap Basnang.
Di tempat berbeda, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yudian Wahyudi dalam arahan di hadapan Kasubdit Pendidikan Pesantren dan para pengelola PBSB UIN Yogyakarta pun berharap agar para santri peserta PBSB tidak saja mengakses prodi-prodi agama, tetapi juga prodi-prodi umum seperti Kedokteran, Farmasi, Teknologi Informasi dan lain-lain.
"Bangsa ini di samping butuh ahli Tafsir, ahli Hadits atau ahli agama juga butuh Dokter, Teknokrat, Ekonom," paparnya.
Untuk diketahui bahwa sejak dimulainya program PBSB pada tahun 2005 hingga tahun 2017, program PBSB sudah memberikan beasiswa bagi 4247 santri lulusan pondok pesantren. Sementara yang telah menyelesaikan studinya sejumlah 832 santri. Dan selebihnya merupakan santri peserta PBSB yang masih mengenyam kuliah di Perguruan Tinggi Mitra PBSB. (Hery Irawan/dod)
Bagikan: