Transformasi Pendidikan Islam: Kemenag Siapkan Pesantren Internasional
Jakarta (Pendis)--Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) tengah merancang untuk mendirikan pesantren internasional yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam di tingkat global. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi santri dari berbagai negara untuk belajar dan mendalami ajaran Islam serta nilai-nilai kebudayaan Indonesia.
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa pendidikan Islam juga harus mengalami transformasi agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Ia menyampaikan bahwa tantangan utama pendidikan Islam saat ini adalah ketimpangan dalam pendanaan dan fasilitas antara sekolah umum dan madrasah atau pesantren, hal ini yang coba kita cari solusinya, kata sosok yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal dalam kegiatan Rapat Koordinasi Program Direktorat Pesantren, Senin (17/03/2025).
"Pemikiran ini lahir yakni bahwa selama ini di sekolah umum, semua fasilitas disediakan negara: tanah, gedung, buku, laboratorium, bahkan guru-gurunya juga diberikan berbagai pelatihan. Tapi di pesantren, masih banyak yang belajar tanpa kursi, tidur dengan bantal yang sudah puluhan tahun tidak diganti, jadi Pesantren yang didirikan nanti harus memiliki Masjid, Kyai, Santri dan Asrama untuk memenuhi kebutuhan para santri.”ujarnya.
Menurutnya, 90% pesantren swasta masih bergantung pada sumbangan masyarakat tanpa dukungan pemerintah yang memadai. Padahal, kata Menag, tren pendidikan global mulai mengarah ke model boarding school atau sekolah asrama. Ia menyebut bahwa banyak penelitian internasional yang menyimpulkan bahwa model pesantren justru memiliki keunggulan dalam pembentukan karakter dan disiplin siswa.
"Di luar negeri, tren pendidikan sekarang justru mengarah ke boarding school untuk mencetak pemimpin berkualitas. Pesantren kita sudah menerapkan ini sejak dulu, tetapi masih perlu banyak perbaikan, terutama dalam hal fasilitas dan metode pembelajaran," jelasnya.
Wakil Menteri Agama RI, Romo Syafi’i, menegaskan bahwa sangat penting adanya inovasi dalam pengelolaan pendidikan Islam agar tetap relevan dan kompetitif di era global. Bagaimanapun nantinya, pesantren internasional juga harus selaras dengan kebijakan internasionalisasi madrasah yang memungkinkan pengadopsian standar global tanpa menghilangkan nilai-nilai keislaman yang menjadi ciri khas pendidikan Islam di Indonesia, ujar Wamenag.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI Kamarudin Amin mengatakan “Terkait rencana pendirian Pesantren Internasional tentunya menjadi keinginan kita bersama, hal ini akan kita matangkan konsepnya dan aturannya seperti apa termasuk juga berkoordinasi dan berdiskusi dengan pihak terkait lainnya, saat ini proses sharing pendapat dan brain storming untuk mengumpulkan berbagai masukan, sumbang saran dan pemikiran guna menghasilkan yang terbaik untuk umat, ucap Kamaruddin.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Amien Suyitno mengatakan bahwa pesantren internasional yang tengah dirancang ini, harus memiliki sesuatu yang berbeda dari Pesantren pada umumnya. Ia menambahkan, bahwa harus juga memiliki beberapa keunggulan utama, di antaranya prinsip Tafaquh Fiddin sebagai landasan utama pendidikan keagamaan. Sistem multilingual untuk meningkatkan daya saing global. Kekhususan lain yaitu harus memiliki pembelajaran Enterpreneurship sebagai basis pendidikan, sesuai dengan arah kebijakan pemerintah, tandasnya.
Turut hadir pada kegiatan Rapat koordinasi program Direktorat Pesantren yaitu, Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Arskal Salim, jajaran pimpinan di unit eselon 2 Ditjen Pendis, jajaran Stafsus, Staf ahli dan Tenaga ahli Menteri Agama, Hadir juga Narasumber pakar yaitu Dirgayuza Setiawan (Stafsus Presiden Prabowo dan Pimpinan Yayasan Kader Bangsa ), Najeela Shihab (Pendidik dan Psikolog), serta Fitri Krisnawati Tanjung (Ketum Yayasan Pendidikan Matauli)
Tags:
Pesantren InternasionalBagikan: