Serpong (Pendis)- Direktorat Pendidikan Agama Islam melalui Subdit PAI pada SMA/SMALB dan SMK menyelenggarakan Pelatihan Tuntas Baca Tulis Alquran (TBTQ) pada SMA/SMALB dan SMK di Serpong Tangerang (08/11/2019). Dalam kegiatan ini diharapkan Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) mampu menjadi inspirator di sekolah dalam upaya meningkatkan minimnya kemampuan belajar baca tulis Alquran siswa-siswi sekolah yang saat ini masih rendah.
"Betapa banyak siswa yang belum bisa Alquran Kemampuan baca, tulis dan faham Alquran ini yang kemudian dikenal dengan istilah literasi Alquran," ujar Direktur Pendidikan Agama Islam Rohmat Mulyana Sapdi dalam arahannya.
Rohmat menjelaskan bahwa ketika siswa telah memiliki kemampuan baca tulis Alquran (BTQ) yang berawal dari keyakinan batiniah peserta didik menjelma menjadi pemahaman di pikiran, "keyakinan yang haqqul yakin, dimulai dari langkah menginput informasi ke dalam otak kita, jika anak diajarkan Alquran setiap hari maka akan luar biasa hasilnya."
Siswa akan melalui beberapa tahap yang penting yakni diantaranya proses merasakan melalui pancaindera, lalu menjadi jalan pikiran atau persepsi dan berbuah kepada perilaku. "Alquran yang dibaca berupa sensing memunculkan perception, setelah peserta didik tahu berapa banyak nilai di dalam Alquran misalnya betapa indahnya Alquran kemudian siswa akan menyikapi dengan attitude karena paham isi Alquran."
Menurut Rohmat, mengajar dan belajar Alquran dan Al Hadits merupakan awal keyakinan keberagaman manusia, yakni keyakinan secara intelektual atau disebut belief. "Ketika orang pikirannya terkait dengan ultimate meaning, maka dianggap tinggi kompetensi SQ nya (Spiritual Quotient). Berujung keimanan kepada Allah SWT atau spirituality yang muncul berdasarkan sumbernya yakni Alquran.
Kegiatan Pelatihan Tuntas Baca Tulis Alquran diharapkan mampu berdampak kepada siswa-siswi muslim melalui perantaraan guru pendidikan agama Islam. "Dari data di seluruh Indonesia, siapa saja GPAI yang pernah diundangan TBTQ akan kita monitoring dan agar dapat diukur capaiannya berupa jumlah siswa yang meningkat kemampuan TBTQ nya. Andai satu orang guru ikut pelatihan TBTQ bisa memberikan efek diseminasi kepada minimal 60 siswa maka jika ditotal akan luar biasa jumlahnya, selain itu GPAI juga akan ditagih laporannya ke depan."
Bagaimanapun, keberhasilan program TBTQ di sekolah sangat tergantung pada motivasi, inisiatif dan kemampuan leadership guru PAI, maka peserta pelatihan kali ini juga dibekali materi personal branding dan moderasi beragama serta beberapa contoh metode pengajaran menerjemahkan dan memahami Alquran.
Kasi Pembinaan Keagamaan Siswa Herry Zakaria Anshary melaksanakan program TBTQ dengan tujuan meningkatkan kemampuan guru mengajar Alquran dan kualitas literasi siswa muslim berkembang dalam konteks pendidikan agama Islam. "Berbagai macam regulasi yang dikeluarkan pemda akan kurang operasional jika dukungan implementasinya tidak tajam. Oleh karena itu, dalam pelatihan ini guru dibekali dengan kemampuan profesionalisme, leadership dan religious culture dalam kerangka moderasi beragama. Kontribusi dan atensi GPAI mempengaruhi keberlanjutan program TBTQ ini." (Sami/Hik)
Bagikan: