Surabaya (Pendis) - Fakta, bahwa tantangan guru agama saat ini menjadi sangat berat di tengah-tengah era informasi dan globalisasi yang sangat terbuka. Hal ini menyebabkan penanaman nilai-nilai keagamaan dan karakter menjadi sesuatu yang memberatkan dan membutuhkan dukungan semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat. Demikian disampaikan Kasubdit PAI pada SMP Direkrotat PAI (Dit. PAI), H. Nifasri pada acara pembukaan kegiatan Bimtek Kurikulum PAI 2013 SMP di New Grand Park Hotel Surabaya (02/07/15).
Kegiatan Bimtek Kurikulum 2013 yang diselenggarakan selama tiga hari, 02 s.d. 04 Juli 2015 oleh Subdit PAI pada SMP Dit. PAI dihadiri oleh Kasubdit PAI pada SMP, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, Kabid PAI, dan Kasi PAI. Adapun peserta yang diundang sebanyak 80 orang guru PAI SMP dari empat kabupaten, yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Menurut Nifasri lagi sebagaimana disampaikan dalam kegiatan yang sama, bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan refreshment, yaitu pendalaman dan penguatan, di mana melalui kegiatan ini diharapkan para peserta mampu mengimpelementasikan Kurikulum 2013 di sekolahnya masing-masing, terlebih lagi mereka mampu menjadi instruktur baik di tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten/kota.
Guru PAI memiliki tanggung jawab yang berat, setiap kali ada permasalahan yang berhubungan dengan moralitas, dibebankan kepadanya. Banyak di antara para pejabat publik dan politisi yang melakukan penyimpangan pernah belajar PAI pada sekolah (alumni PAI). Hal ini terjadi karena menurutnya PAI tidak berpengaruh terhadap pembentukan moral bangsa, dan kenapa PAI tidak berpengaruh, karena selama ini PAI didhalimi dan tidak diperhatikan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah.
Sekarang perhatian pemerintah luar biasa terhadap perkembangan dan mutu PAI, sebab PAI merupakan faktor penting dalam mewujudkan generasi emas Indonesia yang berperadaban, memiliki moralitas tinggi, dan berkarakter. "Namun sekarang, pemerintah sadar bahwa GPAI-lah ujung tombak dalam membina karakter anak bangsa. Empat puluh juta lebih peserta didik kita yang mengikuti PAI, kalau tidak dididik dengan baik, hancurlah bangsa ini," imbuhnya.
Pada kesempatan terakhir, Nifasri berharap GPAI harus lebih percaya diri (confident), lebih hebat, bisa menjadi tokoh di masyarakat, dan dapat menciptakan pembelajaran PAI yang efektif, menyenangkan, dan tidak menjenuhkan. "Guru PAI merupakan wakil Menteri Agama di daerah, sehingga pendidikannya harus bagus, di samping kompetensinya juga harus ditingkatkan. Dan harus mampu menjadikan PAI ke depan lebih efektif, lebih menyenangkan, tidak menjemukan, dan GPAI harus mampu menggunakan berbagai metode baru yang relevan untuk pembelajaran PAI, sehingga pembelajaran PAI tidak lagi menjenuhkan dan membosankan tetapi menyenangkan bagi peserta didik," pungkasnya.
(ozi/dod)
Bagikan: