Surabaya (Pendis) - Kegiatan Bimtek Kurikulum 2013 PAI merupakan wahana bagi guru-guru PAI untuk meng-update informasi dan keilmuannya, sehingga tidak kalah dengan peserta didik. Demikian disampaikan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, H. Mahfudh Shodar, dalam pengarahannya di depan 80 peserta pada kegiatan Bimtek Kurikulum 2013 PAI yang diselenggarakan oleh Subdit PAI pada SMP Direktorat Pendidikan Agama Islam (Dit. PAI), 02 s.d. 04 Juli 2015 di New Grand Park Hotel Surabaya (02/07/15).
Menurut Mahfudh lagi, bahwa lahirnya Kurikulum 2013 patut disyukuri karena sebenarnya Kurikulum 2013 identik dengan kurikulum agama (Islam). Oleh karena itu, banyak pihak dan kalangan di sana sini berharap agar kurikulum agama ini dimandulkan. "Kalau dilihat secara seksama, Kurikulum 2013 sangat dekat dengan PAI, yang mana PAI merupakan penjaga gawangnya akidah, sehingga sangatlah pantas jikalau dipertahankan dan tetap dilaksanakan, minimal untuk PAI-nya, karena pendidikan karakter. Yang namanya akhlakul karimah di sekolah itu berada di PAI".
Kurikulum 2013, meski ditandai dengan gonjang ganjing yang terjadi setelah diangkatnya menteri baru, yang mengambil keputusan untuk menghentikan Kurikulum 2013 berdasarkan fakta-fakta bahwa sebagian besar sekolah belum siap melaksanakan karena beberapa hal, antara lain masalah kesiapan buku, sistem penilaian, penataran guru, pendampingan guru, dan pelatihan Kepala Sekolah. Namun hal ini tidak berlaku di Kementerian Agama, khususnya Dit.PAI, Kurikulum 2013 tetap disiapkan dan diimplementasikan di sekolah-sekolah. "Patut disyukuri bahwa Kementerian Agama masih melaksanakan Kurikulum 2013 meskipun pemerintah memutuskan menghentikan Kurikulum 2013 dan menyatakan kembali kepada Kurikulum 2006 (KTSP). Oleh karena itu, kegiatan bimtek ini perlu diikuti dengan serius, dengan menghadirkan instruktur nasional (IN) yang handal dan semuanya dari Jawa Timur," papar Mahfudh.
"Semoga nanti, Bapak Kasubdit dan jajarannya berkenan mengalokasikan bimtek di Jawa Timur tidak hanya dari Madura saja, tapi bisa diperluas lagi di wilayah lain, yang mana masih ada 34 kabupaten/kota lagi yang siap mengimplementasikan Kurikulum 2013," imbuhnya.
Lebih lanjut, Mahfudh menambahkan, bahwa menurutnya Guru PAI harus mampu menguasai dua hal untuk membawa peserta didik menjadi generasi yang betul-betul bisa menyangga dan mewarnai bangsa, yaitu penguasaan metodologi dan materi. Metodologi untuk penyampaian materi kepada peserta didik harus diimbangi dengan metodologi yang disenangi oleh peserta didik. Misalnya IT, peserta didik sangat menyenangi metodologi tersebut. Dengan demikian, Guru PAI dituntut untuk melek IT. Di samping itu, Guru PAI harus menguasai materi yang ada. Tidak jarang terjadi di lapangan, guru-guru kita penguasaan materi yang disampaikan kurang mendalam. Jika demikian, peserta didik akan bosan dan tidak bisa menangkap materi yang disampaikan guru. Anak didik sekarang cukup kritis, sebab mereka sudah banyak membaca, mendengarkan, dan sebagainya. "Dua hal yang harus dikuasai Guru PAI. Pertama, metodologi yang baik untuk mendidik anak didik kita. Kedua, penguasaan materi secara lebih mendalam. Ini untuk membawa generasi emas ini menjadi generasi yang betul-betul bisa menyangga dan mewarnai bangsa ini, sehingga menjadi baldatun thoyyibatun wa robbun ghafur," pungkasnya.
Tujuan dari pendidikan agama Islam dan karakter bangsa adalah mewujudkan generasi muda yang utuh, cerdas pemikiran, luas pengetahuan, sehat jasmani, seimbang rohani, dan memiliki rasa kebangsaan yang tinggi.
(ozi/dod)
Bagikan: