Jakarta (Pendis) -- Metode pembelajaran critical dan creative thinking (CCT) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam diharapkan tidak hanya terlaksana di 7 sekolah piloting tetapi juga mampu diterapkan di seluruh Indonesia. Bahkan guru-guru PAI yang berprestasi akan didorong bisa belajar tentang CCT di berbagai negara maju agar lebih melek peradaban dunia, melampaui batas-batas teritori negara. Dengan demikian, arah dan kebutuhan bersama akan Islam yang wasathiyah akan lebih luas terimplementasikan.
United Nations Development Programme (UNDP) memberikan perhatian besar kepada isu intoleransi dan ekstrimisme yang saat ini menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia. Setidaknya UNDP telah menjalankan tiga proyek besar guna menangkal kedua isu tersebut yakni CONVEY (www.conveyindonesia.com), GUYUB yang berbasis di Jawa Timur dan PROTECT.
Adapun proyek yang terkait penguatan implementasi strategi Critical and Creative Thinking (CCT) dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam adalah proyek Preventing Violent Extremism through Development Programme (PROTECT). CCT pada kurikulum merdeka mata pelajaran PAI merupakan sasaran utama UNDP bekerjasama dengan Kementerian Agama dan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) memperoleh titik temu kesepakatan akan keberlanjutan program ini ke depannya.
"Ide best practice CCT ini perlu dilanjutkan, tidak hanya piloting, melainkan juga ke lebih banyak sekolah-sekolah di Indonesia. Bahkan besar harapan kami bahwa guru pendidikan agama Islam bisa belajar tidak hanya dalam negeri melainkan juga ke luar negeri," harap Kasubdit PAI pada SMA/SMALB/SMK M. Adib Abdushomad.
Contoh praktis bagaimana siswa-siswi di luar negeri merasa malu membuang sampah sembarangan, belum lagi jika terlambat datang ke sekolah. Atau lebih besar dalam konteks lebih luas, "guru-guru PAI mampu belajar ke negara-negara yang mayoritas non-muslim namun bisa memanusiakan manusia, kita bisa pelajari implementasi CCT dalam pembelajaran disana," tambah Gus Adib yang juga alumni Flinders University di Jakarta (20/03/2023).
Syamsul Tarigan, Senior Technical cum Programme Manager UNDP Indonesia, mendukung kegiatan implementasi CCT dalam pembelajaran PAI di sekolah agar dapat ditindaklanjuti tidak hanya tahun ini melainkan juga tahun-tahun berikutnya.
"Perhatian UNDP besar terhadap isu penting semacam ekstrimisme dan toleransi. UNDP memberikan penekanan kepada pendidikan agama karena berdasarkan hasil survery nasional bahwa isu agama urgen untuk diterapkan metode critical thinking," terang Syamsul dalam paparannya di kegiatan FGD Diseminasi Hasil Implementasi CCT di sekolah.
Abad 21 sebagai era digitalisasi merupakan sebuah zaman dimana arus informasi sangat kuat dan religious literacy merupakan kebutuhan bangsa Indonesia dewasa ini. Dengan kegiatan ini tergambarkan hasil piloting di 7 sekolah (SMAN 2 Kota Bogor, SMAN 1 Cigombong, SMKN 1 Cibinong, SMKN 1 Bojonggede, SMKN 3 Kota Bogor, SMK Wikrama Kota Bogor, dan SMAN 1 Kota Bogor) bahwa memang metode CCT dalam pembelajaran PAI merupakan arah dan kebutuhan bersama lembaga-lembaga pendidikan berbasis agama. (Fix/Kontri Syam)
Bagikan: