Direktur PAI : Guru PAI Harus Mengedukasi Masyarakat

Sabtu, 7 November 2020 16:33 WIB
Pendis

Direktur PAI : Guru PAI Harus Mengedukasi Masyarakat

Jakarta (Pendis) – Guru PAI terus didorong untuk melek literasi, terutama dengan gemar menulis. Sebab, kebiasaan menulis dapat memacu kreativitas dan memunculkan ide-ide segar sehingga dapat mengedukasi masyarakat. Namun, untuk rutin menulis, para guru sering terbentur dengan berbagai alasan, terutama karena kesibukan tugas mengajar.

Menurut Direktur Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama, Rohmat Mulyana bahwa  solusi untuk masalah tersebut yakni  dengan meluruskan niat. Niat untuk menulis, bukan hanya bicara.

"Pastikan niat sudah bulat untuk memulai menulis. Guru itu sudah pasti pintar berbicara, maka luangkan waktu untuk menuangkan ide-ide yang ingin ditulis, apalagi banyak persoalan-persoalan aktual yang bisa direspon" kata Rohmat kepada peserta webinar Penguatan Literasi dan Budaya Menulis Bagi GPAI di Sekolah yang diselenggarakan oleh Subdit PAI SMP secara online Kamis (5/11).

Menurutnya, para guru sebenarnya sudah biasa menulis. “Guru itu sebenarnya sudah biasa nulis, tetapi di papan tulis. Sekarang harus nulis di Media sehingga orang lain bisa membaca karyanya”, ungkap Rohmat yang ditengah kesibukannya masih sempat nulis sejumlah artikel.

Ia berharap agar para guru PAI dapat membantu Kementerian Agama dalam mengedukasi masyarakat terkait dengan moderasi beragama dan Islam rahmatan lil alamin.

“Saya berharap para guru PAI terus menulis di media massa atau di Media Daring tentang nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin dan moderasi beragama.” ujarnya.

Webinar yang dimoderatori oleh Bil Bahtiar, Kasi Kurikulum Subdit PAI SMP ini, menghadirkan sejumlah penulis produktif antara lain Saiful Maarif, dari Subdit PAI SMP Ditpai, Bagus Mustakim dari Ngawi, Fajar Sidik dari Sidoarjo, Iis Suryatini dari Bandung, dan Fitra Yenti dari Padang.

Kegiatan ini juga diikuti oleh para Kasi Tingkat Dasar di Bidang PAIS/PAKIS/PENDIS Kanwil Kemenag Propinsi dan Ketua MGMP PAI SMP tingkat propinsi.

Saiful Maarif berbagi pengalaman dalam menulis artikel populer. Beberapa kali hasil karyanya dimuat di media cetak. Menurutnya, pencapaian tersebut tidak lepas dari kerja keras dan keberanian.

Menurutnya, sebagai PNS memang kadang dilematis, antara menulis kritis atau sekedar informatif. Sebab  banyak media yang tidak mau menerima tulisan dengan embel-embel PNS.

"Kuncinya tidak takut salah, sekalipun kita sebagai PNS. Karena kita menulis bukan untuk mencari kesalahan. Semangat ini harus diterapkan saat kita mulai menulis. Semua orang pasti punya hobi dan bakat untuk menulis. Hanya mau dikembangkan atau tidak." tegasnya.

Selanjutnya, Bagus Mustakim, menyampaikan pengalamannya tentang menulis yang sudah dia tekuni sejak jaman mahasiswa di Jogjakarta. Penulis lebih dari 20 artikel ini mengatakan, bahwa ia termotivasi menulis karena sebagai aktivitas mahasiswa ada rasa malu kalau tidak punya karya tulis.

“Sebagai aktivis, rasanya malu dan gengsi kalau tidak punya karya tulis. Karena itu dulu kita berlomba-lomba untuk unjuk gigi nulis sebanyak mungkin di media massa. Termasuk pernah nulis untuk majalah Bakti milik Kemenag DI Jogja dan Majalah Rindang milik Kemenag Jawa Tengah”, ujarnya sambil mengenang.

Sementara itu Iis Suryatini menyatakan bahwa menulis bisa jadi diawali karena keterpaksaan. Hal ini dia alami saat ditugaskan mengajar di salah satu SMP di wilayah pelosok Bandung yang akses ke kota jauh, termasuk akses buku bacaan.

“Saya terpaksa menyiapkan buku bahan ajar sendiri karena tersemangati oleh keadaan dimana anak-anak kesulitan mendapatkan buku pelajaran atau buku bacaan. Karena jarak ke kota yang jauh dan tidak mudah untuk mencapai ke kota”, ungkapnya mengenang awal mula senang menulis.

Sedangkan Fitra Yenti mengatakan bahwa butuh kesabaran dan ketekunan dalam menghasilkan suatu buku. Tidak bisa langsung jadi.

“Saya lebih senang menulis di waktu malam saat suasana sudah mulai tenang. Ide akan mengalir dengan deras karena tidak direpoti dengan berbagai aktivitas harian di siang hari”, kata Fitra yang baru saja menelorkan buku tentang literasi spiritual.

Pada bagian lain Fajar mengungkapkan bahwa guru harus berkontribusi dalam memajukan bangsa melalui karya ilmiah. Untuk itu, dia mengimbau agar para guru mulai menumbuhkan budaya gemar menulis.

“Tulis saja apa yang anda ingin tulis dan tidak usah takut tulisan anda dibilang jelek. Nanti kalau sudah selesai, baru baca ulang tulisan tesebut sambil ngopi santai atau dengerin music. Pasti hasilnya akan lebih baik”, katanya.

Dalam memulai menulis buku, kadang-kadang banyak hambatan yang ditemui. Salah satu yang sering ditemui adalah ketiadaan ide. Sebenarnya, ide itu bisa muncul dan berujung pada satu kata, yaitu masalah.

 “Untuk mendapatkan tulisan yang baik dan berisi, memang sebaiknya banyak membaca dan banyak silaturahmi. Harus banyak gaul”, katanya.

Pada akhir sessi Webinar, Agus Sholeh, Kasubdit PAI SMP Ditpai, mengatakan bahwa Direktorat PAI ingin mendorong agar para guru dan pengawas PAI di sekolah punya kemampuan yang memadai dalam dunia literasi, terutama karya tulis popular. Karena ini juga bagian dakwah dan mengedukasi masyarakat.

"Sekarang ini masih sedikit artikel dari guru PAI di media massa. Kita ingin para guru dan pengawas PAI produktif menulis di media massa. Terutama untuk mengedukasi masyarakat dan merespon berbagai persoalan terkini yang dihadapi oleh masyarakat”, ujar Agus Sholeh. (Gus/Hik)


Tags:

Bagikan:







Pendis
SIMPATIKA

Sistem Pendataan Informasi Tenaga Kependidikan

Pendis
KKGTK

Kelompok Kerja Guru Tenaga Kependidikan

Pendis
AKGTK

Asesmen Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan

Pendis
SISFODEMA

Sistem Informasi Dosen dan Mahasiswa

Pendis
SILABA

Sistem Layanan Bantuan Pendidikan Agama Islam

Pendis
SIAGA

Sistem Informasi dan Administrasi Guru Agama

Pendis
SIKAP

Sistem Administrasi Keagamaan dan Pesantren

Pendis
BEASISWA

Sistem Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis
SIMBA

Sistem Informasi Manajemen Bantuan Pesantren

Pendis
SILADIKTIS

Sistem Informasi Layanan Pendidikan Tinggi

Pendis
SIPPRO

Sistem Informasi Pengajuan Program Studi Baru

Pendis
PENYERTAAN IJAZAH

Layanan Penyetaraan Ijazah Luar Negeri

Pendis
SIMSARPRAS

Sistem Informasi Sarana Prasarana Madrasah

Pendis
RDM

Rapor Digital Madrasah

Pendis
SIMPRO

Sistem Monitoring Perkembangan Proyek

Pendis
CENDIKIA

Koleksi Elektronik Buku Pendidikan Agama

Pendis
KIP KULIAH

Program beasiswa yang diberikan oleh Kementerian Agama

Pendis
SERDOS

Sistem Sertifikasi Dosen Pendidikan Agama

Pendis
PAKPTK

Layanan Aplikasi Penilaian Angka Kredit PTKI

Pendis
SIMSARPAS PTKI

Sistem Informasi Manajemen Sarana Prasarana PTKI

Pendis
LITAPDIMAS

Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendis
BEASISWA TIMTENG

Layanan Beasiswa Timur Tengah

Pendis
SITREN

Sistem Layanan Tanda Daftar Keberadaan Pesantren

Pendis
IJOP PDMA

Selamat datang di layanan Ijin Operasional PDMA

Pendis
SIPDAR LPQ

Tanda Daftar Lembaga Pendidikan Al-Quran

Pendis
PBSB

Program Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis
SIMORA

Sistem Informasi dan Manajemen PBSB

Pendis
KEMANDIRIAN PESANTREN

Sistem Informasi Kemandirian Pesantren

Pendis
SPACE

Sistem Pembelajaran Agama Cara Elektronik

Pendis
PDUM

Pangkalan Data Ujian Madrasah

Pendis
AKMI

Aplikasi Pendataan Asesmen Kompetensi Madrasah

Pendis
PORTAL AKM

Portal Asesmen Kompetensi Madrasah

Pendis
APP MADRASAH

Sistem Kelembagaan dan Kerjasama Madrasah

Pendis
ERKAM

Sistem Perencanaan dan Penganggaran

Pendis
BOS KEMENAG

Bantuan Operasional Sekolah Kemenag

Pendis
IJOP SAH

Izin Operasional Pendirian Madrasah