Serpong (Pendis) - Dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Perguruan Tinggi Umum (PTU) diminta untuk aktif melakukan counter atas wacana yang berseberangan dengan Islam yang moderat. "Selaku tenaga akademis, dosen PAI diminta untuk aktif mensosialisasikan dan melakukan counter atas wacana-wacana yang berseberangan dengan Islam rahmatan lil`alamin. Selama dalam koridor wacana akademis, hal itu sah-sah saja," papar Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Moh. Isom Yusqi dalam acara Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAI pada PTU (Angkatan 8), yang dilaksanakan di Hotel Soll Marina Serpong tanggal 17 s/d 19 Oktober 2017 dan dihadiri oleh Dosen PAI pada PTU dan beberapa pejabat di lingkungan Direktorat PAI.
Dewasa ini, masyarakat sangat mudah mengakses semua informasi, termasuk wacana-wacana yang dikembangkan melalui media sosial. Untuk itu, lanjut Isom Yusqi, ada beberapa wacana yang perlu untuk diluruskan. Pertama, konsep al-hakimiyah vs demokrasi. "Konsep-konsep al-hakimiyah al-`ulya mendorong untuk ditegakkannya al-khilafah al-islamiyah. Bagi yang tidak menegakkannya, dinilai menjadi pengikut thaghut dan berada di masa jahiliyah. Pemikiran semacam ini bercorak ekstrim (tatharruf), yang berseberangan dengan Islam yang tawazun," papar Isom.
Kedua, konsep Islam kaffah. "Apa itu kaffah? Perlu didefinisikan. Sementara ini definisi kaffah dihadapkan dengan kalimat al-sawa, al-hanifiyah, atau al-samhah," jelas Isom. Ketiga, konsep al-wala dan al-bara` perlu diluruskan. Sebab, wacana ini mendorong umat untuk berfikir secara tekstual dan keharusan untuk mengikuti tradisi dan budaya zaman dulu. Keempat, konsep al-hijrah perlu diluruskan. Seringkali dikatakan orang yang dikatakan tidak hijrah maka ia berada di masa jahiliyah. Kelima, konsep-konsep yang cenderung tatharruf (ekstrem).
Menurut guru besar Hadits ini, dosen PAI memiliki peran yang sangat penting untuk melakukan sosialisasi dan meng-counter atas wacana-wacana itu. Counter wacana didasarkan atas semangat keindonesiaan, sebagai tempat lahir dan mengabdi, sehingga semua kalangan akan memiliki rasa dan semangat kebersamaan untuk saling menghargai.
Untuk kesuksesan program pengembangan dosen PAI pada PTU, jajaran Direktorat PAI diminta untuk membuat program yang sistematis, terstruktur, dan massif sehingga bisa menghasilkan outcome yang dapat dirasakan manfaatnya. (swd/dod)
Bagikan: