Bandung (Pendis) --- Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, Muhammad Ali Ramdhani memaparkan empat hal yang mesti dilakukan untuk menghadapi dan mengurangi efek negatif dari penyelenggaraan pembelajaran disaat masa Pandemi.
Hal tersebut dipaparkan pria yang biasa disapa Dhani, saat memberikan arahan dalam kegiatan Program Guru Master Pendidikan Agama Islam (PAI) pada SD/SDLB di Bandung, Kamis (10/06).
Dikatakan Dhani, jika bicara esensi pembelajaran, ketika guru melakukan pengajaran dengan berbagai keterbatasan, maka seseungguhnya guru tersebut sedang menggadaikan sesuatu hal yang paling istimewa yaitu keselamatan.
Menurut Dhani, persoalan yang dihadapi yang membuat guru dilema sebagai akibat dari pandemi ini adalah learning loss. Seharusnya sekolah itu menyediakan pendidikan yang komprehensif, bukan sekedar belajar tentang suatu hal yang sifatnya transfer of knowledge tetapi juga transfer of value.
“Harapan saya, yang pertama Guru harus bisa menarik intisari dan saripati kehidupan untuk ditularkan sebagai nilai filosofi yang ada pada siswa kita,” kata Dhani.
Efektifitas pembelajatran pada masa pandemi seperti guru kunjung dll hanya bisa mencapai 15 %. Dhani menegaskan guru harus membangun sesuatu hal yang relatif baru, yakni melakukan inovasi dengan disertai doa.
“Tidak ada kekuatan yang melebihi doa dan tidak ada sebuah penetapan yang melebihi dari sebuah impian yang diiringi dengan keikhlasan orang-orang yang hebat kejujurannya yaitu guru,” tegas Dhani.
Yang ketiga, lanjut Dhani, guru harus menekankan pada anak didik bahwa hidup tidak akan bahagia apabila tidak memiliki kapasitas keilmuan yang memadai. “Tolong tekankan pada anak didik kita bahwa ilmu adalah satu-satunya perangkat yang akan mengantarkan pada ruang kebahagiaan yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat,” tandasnya.
Selanjutnya, proses induksi ilmu jangan dilakukan melalui proses pemasakan tetapi harus melalui ruang-ruang yang rekreatif dan membahagiakan, karena ruang yang membahagiakan yang kemudian akan membekas tidak hanya sekedar pada ruang pengetahuan tetapi juga perilaku.
"Jangan paksa anak didik untuk selalu ingin difokuskan, namun berilah candaan ice breaking sehingga proses pembelajaran mengalami sesuatu hal yang menyegarkan,” tegasnya.
Diakhir penyampaian, Dhani berpesan tujuan pendidikan tidak menciptakan tetapi insan-insan yang cerdas tetapi yang paripurna dibingkai dengan ruang-ruang akhlakul karimah dan akhlakul karimah itu tidak bisa diciptakan dengan instan kecuali dengan keteladanan. (Yuyun)
Bagikan: