Bukittinggi (Pendis) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat, H. Salman berkenan hadir dan membuka acara secara resmi pada kegiatan Bimtek Kurikulum PAI 2013 SMP yang diselenggarakan oleh Subdit PAI pada SMP selama tiga hari, 24-26 Juni 2015 di Bukittinggi Sumatera Barat. Dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan bimtek ini diharapkan mampu lebih meningkatkan kemampuan tenaga pendidik PAI dalam pelaksanaan Kurikulum PAI 2013 secara lebih profesional.
Menurut H. Salma bahwa masalah pendidikan oleh banyak pihak masih dianggap berkutat pada aspek kognitif saja, menegasikan aspek afektif dan psikomotor. "Pendidikan kita selama ini telah disadari oleh banyak pihak lebih berorientasi pada aspek kognitif. Siswa yang berhasil mengumpulkan angka-angka tertinggi, dianggap berhak mendapat penghargaan meski tidak didukung oleh sikap yang baik", demikian disampaikan Kakanwil dalam sambutannya (24/06/2015).
Hasil dari pola pendidikan yang hanya mengedepankan aspek kognitif tersebut mulai dirasakan saat ini, dimana di banyak kasus menunjukkan bahwa orang-orang yang berpendidikan tinggi justru terlibat dalam kejahatan dan penyimpangan moral, dan korupsi merupakan salah satu kejahatan yang kerap kali dilakukan oleh mereka yang berdasi dan berpendidikan tinggi. Di samping itu, model pendidikan tersebut juga berakibat pada pola hidup yang materialistis. "Seseorang berpendidikan tinggi dinilai berhasil manakala mampu mengumpulkan pundi-pundi uang yang banyak. Sukses dan tidaknya seseorang diukur dari materi yang diperoleh meski dengan jalan yang salah".
Jika hal semacam ini dibiarkan, maka lembaga pendidikan hanya akan memproduksi sumber daya manusia yang tidak berintegritas, cerdas secara intelektual tapi krisis moral. Hubungan sesama manusia pun diukur secara materi dan mengabaikan sillaturrahim. Hadirnya kurikulum 2013 merupakan angin segar bagi dunia pendidikan kita, dimana Kurikulum 2013 menitikberatkan pada pelajaran agama dan budi pekerti di samping aspek pengetahuan dan aspek keterampilan, yang bertujuan agar generasi muda ke depan memiliki tata krama dan kelakukan yang baik. Kurikulum 2013 sangat relijius, karenanya, tidak berlebihan jika Kurikulum 2013 Kurikulum Islami. "Dengan hadirnya Kurikulum 2013, maka pembinaan mental-spiritual peserta didik tidak menjadi tugas dan tanggung jawab guru PAI semata, tetapi seluruh guru mata pelajaran. Semua guru dituntut tidak saja mengajarkan materi yang diampu, tetapi juga berkewajiban untuk mendidik sikap spiritual dan sosialnya".
Menurut Salman lagi, bahwa guru harus bisa menjadi teladan, berkarakter dan memiliki spiritualitas tinggi. Karena itu, guru dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas kepribadian dan kompetensi sosialnya, di samping kompetensi pedagogik dan profesional. "Guru harus berkarakter dan mempunyai spiritualitas tinggi, sehingga mampu menjadi pelita bagi orang di sekelilingnya", demikian Kakanwil mengakhiri sambutannya.
(subdit pai-smp/ra)
Bagikan: