Kupang (Pendis) – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur menyelenggarakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB) Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Kota Kupang. Hadir dalam kegiatan tersebut, Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Rohmat Mulyana menjelaskan model pembelajaran N-I-L-A-I dihadapan guru-guru PAI agar pembelajaran agama menjadi menarik.
Menurutnya, guru PAI perlu dibekali kemampuan metodologi mengajar melalui PPKB salah satunya dengan model pembelajaran N-I-L-A-I. “NILAI adalah sebuah akronim dari Narasi Peristiwa, Identifikasi Nilai, Literasi Norma, Afiksasi Pengalaman dan Pemahaman, serta Internalisasi Nilai, jadi ini 5 tahap yang bisa dilakukan oleh bapak dan ibu ketika mengajar PAI.” Jelas Rohmat, di Kupang (26/5/2021).
Lebih lanjut, Rohmat memaparkan kelima tahapan tersebut diawali dengan kemampuan guru untuk bercerita yang disebut dengan Narasi Peristiwa. Berdasarkan cerita tersebut kemudian anak didik mengidentifikasi nilai dari cerita yang disampaikan. Kemudian tahapan berikutnya adalah Literasi Norma dimana guru membimbing dengan pengayaan materi melalui dalil atau ayat al Qur’an yang relevan. Kemudian guru mengembangkan melalui contoh-contoh yang baik dalam kehidupan dan diperkaya dengan pengalaman-pengalaman. Tahapan akhir adalah menginternalisasi nilai melalui instrument yang memuat moral kognisi, moral afeksi dan moral tindakan. Kelima tahapan tersebut, kata Rohmat, sangat sesuai untuk meningkatkan berpikir kritis bagi siswa jenjang SMA/SMK.
Rohmat yang juga sebagai Plt. Direktur Pendidikan Agama Islam memberikan pemahaman agar guru PAI mampu mengembangkan sikap kritis siswa. “Jadi kalau anak SMA ditanya kenapa harus solat? Itu bagus untuk critical thinking, tapi jangan kesimpulannya bukan tidak solat. Agar dia punya alasan yang kuat. Banyak contoh orang yang solat itu sukses.” Paparnya.
Rohmat berharap agar guru PAI terus belajar dan mengembangkan kemampuannya sehingga tidak terjebak pada zona nyaman. “Pengembangan kualitas secara berkala perlu ditindaklanjuti oleh bapak ibu guru melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Kalau sudah merasa diatas angin biasanya sudah masuk pada comfortable zone, ini harus dihindari dan harus terus belajar,” Tambahnya.
Turut mendampingi Setditjen Pendidikan Islam, Pua Monto Umbu Nay selaku Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi NTT menjelaskan bahwa kegiatan ini dihadiri oleh 50 guru PAI jenjang SMA/SMK se-Propinsi NTT. “Yang hadir disini 50 Peserta semua guru SMA/SMK, 15 orang dari luar pulau Timor dan selebihnya berasal dari daratan Timor yang menggunakan kendaraan darat.” Jelasnya.
Pua Monto berharap agar guru-guru PAI yang mengikuti pelatihan dapat berbagi dengan guru PAI lainnya mengingat keterbatasan kuota peserta yang disediakan. “Kami berharap agar guru-guru PAI yang mengikuti PPKB ini bisa meningkat kompetensinya dan mau berbagi dengan guru-guru lain di kabupaten masing-masing.” Tambahnya. (Miftah/HIk)
Bagikan: