Badung (Pendis) - "Dari 116 negara yang diteliti oleh UNESCO, posisi kualitas pendidikan Indonesia menempati urutan ke-111. Kita harus mengakui bahwa pendidikan di negeri kita memang masih tertinggal". Kalimat ini mengawali sambutan yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Bali, Dr. H. Arjiman, M.Pd di Kuta, 10 Mei 2017 di hadapan 60 peserta kegiatan Pengembangan Ekstrakurikuler PAI pada SD Angkatan 2 dari Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat. Mereka adalah Guru PAI tingkat SD yang akan dilatih sebagai pelatih Baca Tulis Al Qur`an (BTQ) di kabupatennya masing-masing.
"Meski sudah dilakukan upaya peningkatan mutu pendidikan seperti sertifikasi guru dan akreditasi namun belum sepenuhnya otomatis mampu mendongkrak kemajuan pendidikan di Indonesia," lanjutnya.
Selaku Kabid Pendis, ia menyemangati para peserta agar memahami posisinya sebagai guru. Menurutnya GPAI harus menjadi guru berkarakter yang memiliki 5 ciri yakni pertama guru yang memiliki citra diri. Citra diri harus dikembangkan dengan senantiasa berpikir unggul dan terus menerus. You are what you think, ujarnya. Kedua, guru berkarakter selalu memiliki etos kerja. Etos kerja adalah kumpulan perilaku yang memiliki kesadaran luar biasa dalam bekerja. Bekerja adalah rahmat, amanah, panggilan jiwa, ibadah, penghormatan, pelayanan dan tanggung jawab. Ini yang harus dipahami para GPAI. Yang ketiga GPAI berkarakter adalah guru yang mengasah empati. Keempat, guru harus punya komitmen, dan kelima GPAI memiliki apa yang disebut etika kerja baik terhadap siswa maupun pekerjaannya sendiri. Guru harus mampu memberikan pelayanan yang bermutu dan wawasan luas sehingga terhindar dari penyakit sosial yakni completism, merasa paling baik dan paling sempurna sendiri. Sedangkan etika pada tempat kerja adalah bagaimana guru menciptakan suasana yang harmonis. Guru datang semua senang.
Kegiatan Pengembangan Ekstrakurikuler PAI pada SD ini menekankan program Baca Tulis Al Qur`an (BTQ) sebagai ekstrakurikuler PAI unggulan di sekolah. Para GPAI diharapkan mampu menjadi pembimbing BTQ bagi peserta didik dengan metode atau pendekatan yang menyenangkan. Salah satu kelebihan metode Al Bagdadi yang ditawarkan Direktorat PAI dalam kegiatan ini adalah metode yang disesuaikan dengan usia anak-anak SD yang menekankan perasaan gembira dangan cara menghafal makhrajul huruf dan sifatul huruf sambil bernyanyi. (wikan/dod) (foto : Yoni Haris)
Bagikan: