Jambi (Pendis) - Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama Provinsi Jambi, Drs. H.M. Thahir,M.HI dalam pembukaan kegiatan Pengembangan Pembelajaran dan Penilaian Kurikulum PAI Angkatan 15 di Kota Jambi, 25 April 2016, menyatakan rasa bersyukurnya atas terpilihnya Provinsi Jambi sebagai sasaran pelatihan. Ia berharap 60 peserta GPAI SD dari tiap perwakilan kabupaten maupun kota di Provinsi Jambi mampu mengikuti dengan baik dan serius karena mereka merupakan sosok-sosok guru pilihan yang diambil dari 2465 guru PAI SD di Jambi.
"Al-Qur`an menyuruh kita untuk menjadi orang yang cinta menuntut ilmu dan menyampaikan ilmu, kalau tidak, jadilah orang yang mau belajar, kalau tidak bisa juga jadilah pendengar yang baik. Jangan jadi golongan keempat yang tidak melakukan dan mendapatkan apa-apa. Pelatihan metodologi ini akan mengangkat harkat dan martabat para guru agama. Juga merupakan inovasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran PAI. Sebagai guru agama, GPAI tidak sekedar mentransfer pengetahuan tapi lebih dari itu mendidik dengan penuh ikhlas. Guru adalah profesi yang mulia dan menjanjikan surga, maka sampai kapan pun tetaplah menjadi guru. Sekali guru,akan terus menjadi guru, jangan sampai mendapat label sebagai mantan guru," ujarnya dengan penuh semangat dan antusias.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Agama Islam, Dr. Amin Haedari, dalam sambutannya menekankan bahwa metode pelatihan yang diajarkan dalam pelatihan ini merupakan sebuah ikhtiar sekaligus terobosan agar para guru PAI melangkah pada tingkatan tertinggi dalam pengembangan pembelajaran yakni metode yang mendorong siswa menjadi imaginatif dan eksploratif. Selama ini para guru seolah terpaku pada satu metode biasa dan standar yakni reproduktif, artinya membaca dan menyampaikan sama persis dengan apa yang dibacanya alias copy paste. Tingkatan kedua sudah lebih baik yakni analisis, tidak asal copas tapi juga sudah mampu menganalisis materi mana yang perlu ditambah dan diperluas.
"Tapi tingkatan ketiga lah yang ingin kita capai yakni menjadikan peserta didik pribadi-pribadi imaginatif dan inovatif pada jaman mereka bukan pada jaman kita," jelas Amin. Ia menukil sebuah ungkapan bahasa Arab yang bagus untuk dicermati yakni "didiklah anak-anakmu dengan baik dan persiapkanlah karena ia akan hidup di zaman mereka bukan di zaman kamu".
(wikan/dod) (foto: Yoni Haris)
Bagikan: