Bekasi (Pendis)—Kementerian Agama (Kemenag) terus memfasilitasi guru untuk menyesuaikan metode pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman. Salah satunya memanfaatkan perkembangan teknologi informasi.
Fasilitasi Kemenag mengenalkan metode pembelajaran berbasis teknologi kepada seluruh guru dan pengawas selutuh jenjang pendidikan. Demikian disampaikan Direktur PAI Amrullah pada pelatihan Peningkatan Kompetensi ICT untuk Guru dan Pengawas PAI SD/SDLB, Rabu (21/04/2022) di Kota Bekasi, Jawa Barat.
“Guru dan pengawas harus menjadi seorang inovatif, mampu beradaptasi dengan teknologi informasi dalam menyampaikan pelajaran. Jika dulu guru menggunakan papan tulis dan spidol, sekarang sudah harus memanfaatkan teknologi untuk menarik perhatian peserta didik,” ujar Amrullah.
Dengan pemanfaatan teknologi informasi, peserta didik memperoleh pembelajaran interaktif yang menarikan perhatian dan mencegah kebosanan di ruang kelas.
Pelatihan peningkatan kompetensi ICT diselenggarakan oleh Subdit PAI pada SD/SDLB Direktorat PAI untuk memperluas wawasan guru dan pengawas PAI tentang pembelajaran berbasis teknologi untuk tingkat SD/SDLB.
Materi penting yang diperkenalkan dalam pelatihan yang berlangsung selama tiga hari. Semuanya berupa pengenalan sejumlah perangkat (tools) aplikasi pembelajaran online.
“Guru diperkenalkan tentang pembelajaran canva for education, pembuatan soal berbasis quizizz, dan penyusun bahan ajar secara online atau book creator. Semua yang dilatihkan tersebut adalah materi-materi pembelajarn PAI,” sambung Kasubdit PAI pada SD/SDLB Ilham.
Pesertanya sebanyak 40 yang terdiri dari guru dan pengawas adalah perwakilan dari provinsi di Indonesia, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan lainnya.
Amrullah menegakan bahwa pembelajaran sekarang mengikuti trend yang dipengaruhi oleh teknologi informasi. Ia berkeyakinan, metode yang sesuai dengan perkembangan teknologi akan menarik minat siswa dalam proses pembelajaran.
“Trend belajar sekarang adalah penggunaan teknologi informasi sebagai bagian tak terpisahkan dalam pembelajaran untuk meng-encourage, memotivasi, dan membentuk diskusi secara terbuka dengan peserta didik,” sambung Amrullah.
Lebih lanjut ia mengatakan, kurikulum yang sukses jika metode yang digunakan kepada siswa dengan menggunakan project based learning. Guru dalam hal ini tidak hanya sebagai penyedia, namun juga membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
“Pengetahuan diperoleh melalui belajar terapan dan diskusi dengan sesama siswa. Jangan buat pembelajaran yang membuat anak-anak tidak semangat belajar karena hasil akhir pembelajaran adalah buat anak-anak itu sendiri,” pesan Amrullah. (YB)
Bagikan: