Jakarta (Pendis) - Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam (Sesditjen Pendis), Moh. Isom Yusqi, minta agar penyelenggaraan Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) Tahun 2017 tidak menyisakan temuan dan persoalan di kemudian hari. Hal ini disampaikan oleh Isom saat memberikan acara pada "Rapat Koordinasi Dewan Juri Pentas PAI" yang diselenggarakan oleh Direktorat PAI pada Senin, 2 Oktober 2017 di Hotel Redtop Jakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh pejabat di lingkungan Direktorat PAI, dewan hakim, panitera, dan panitia Pentas PAI.
Menurut Sesditjen Pendis, sebuah kegiatan apalagi bertaraf nasional dipastikan dalam pelaksanaannya nanti harus memperhatikan 4 (empat) hal. Pertama, tidak boleh ada unsur kerugian negara. "Semua belanja, baik belanja bahan, profesi, maupun lainnya harus mengikuti aturan dan Standar Biaya Umum (SBU) yang berlaku," papar Isom. Kedua, tidak boleh kegiatan itu mengandung dan membuka ruang atas praktek pidana, seperti pemalsuan tanda tangan. "Memalsukan tanda tangan seseorang, apalagi pejabat, itu merupakan bagian dari praktek pidana. Bisa dikenakan hukuman pidana," jelas mantan Kasubdit Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) itu. Ketiga, tidak boleh ada unsur memperkaya orang lain. "Meski kita tidak mendapatkan apapun, namun jika pelaksanaannya itu tidak sesuai aturan sehingga dapat dinilai memperkaya orang lain, maka itu tidak boleh terjadi, termasuk pada Pentas PAI," jelas Isom. Keempat, tidak boleh ada unsur memperkaya diri sendiri, dengan berbagai macam cara. "Jika ada salah satu dari empat hal itu terjadi maka dipastikan pelaksanaan Pentas PAI tidak akan benar dan menjadi persoalan di kemudian hari," tegas guru besar di bidang Ulumul Hadits.
Pada bagian lain, Isom Yusqi meminta agar pelaksanaan Pentas PAI ini benar-benar menjadi ajang lomba yang menjunjung tinggi sportifitas, kejujuran, dan kredibilitas sehingga kita dapat menemukan peserta yang berprestasi sesuai dengan aturan. "Dipastikan, jangan sampai ada peserta lomba Pentas PAI yang bon-bonan, pinjam dari daerah atau sekolah lain. Jangan sampai terjadi," tegas Isom.
Terakhir, Sesditjen Pendis mewanti-wanti agar semua pihak yang terlibat benar-benar menggunakan uang negara itu dengan seefektif mungkin, termasuk juga pada kinerja panitia. "Pantia itu harus bekerja dengan baik. Jangan sampai panitia itu kerjanya hanya jalan-jalan atau sekedar istirahat di hotel saja," pinta Isom. (swd/dod)
Bagikan: