Wonosobo (Pendis) – Pengurus Musyarawah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI SMP mengadakan Seminar dan Raker di Wonoland Wonosobo tanggal 22-23 Februari 2020. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo, Kasubdit PAI pada SMP/SMLB Direktorat PAI Kementerian Agama, Kasi Ketenagaan Subdit PAI SMP/SMPLB, utusan dari Bidang PAI Kemenag Propinsi Jawa Tengah, pejabat dari Kemenag Kabupaten Wonosobo dan pengurus MGMP PAI SMP dari 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah.
Kasubdit PAI SMP/SMPLB dalam sambutannya meminta kepada para guru PAI SMP agar selalu meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi perkembangan ilmu dan teknologi yang begitu pesat. Apalagi seiring dengan kebijakan zonasi yang menuntut agar setiap sekolah dapat memberikan manfaat bagi pembinaan dan kemajuan masyarakat sekitar sekolah.
“Kami berharap agar setiap guru PAI SMP dapat terus meningkatkan kemampuannya, tidak hanya sekedar mengajar, namun menjadi guru yang dapat menjadi panutan bagi pembinaan dan kemajuan masyarakat di sekitar sekolah”, ujar Agus Sholeh.
Ia menyatakan bahwa MGMP PAI SMP mempunyai peranan penting dalam menyamakan langkah untuk pembinaan anak-anak usia SMP yang saat ini menghadapi tantangan yang lebih berat dihadapi daripada para gurunya. Hal ini karena kemajuan ekonomi Indonesia dan perkembangan teknologi yang begitu pesat.
“Kita harus memberikan bekal yang cukup untuk masa depan anak-anak kita ini, karena merekalah yang akan memimpin bangsa, agama dan Negara kita ini. Oleh karena itu, mereka harus kita bekali dengan nilai-nilai keislaman dan keindonesian yang seimbang.” ujarnya mengingatkan.
Ia juga meminta agar para pengurus MGMP PAI SMP terus membangun komunikasi yang aktif dengan Pemerintah Daerah dan Kementerian Agama agar pendidikan agama Islam di sekolah dapat terlaksana dengan baik.
“Kementerian Agama memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Daerah yang telah mendukung pelaksanaan pendidikan agama Islam di daerah dengan sangat baik. Apalagi sebagian besar guru PAI SMP itu adalah pegawai Pemda”, ujar Agus Sholeh sambil menyebutkan sejumlah Pemerintah Daerah yang siap membantu dana untuk mendukung rencana PPG mandiri bagi guru PAI.
Persiapan MAPSI
Sementara itu Ketua MGMP PAI SMP Propinsi Jawa Tengah H. Yaskur dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan di Wonosobo ini akan diisi dengan seminar sekaligus Raker persiapan Lomba Mata Pelajaran dan Seni Islam (MAPSI) tahun 2020.
Ia menjelaskan bahwa Lomba MAPSI tahun 2020 akan dilaksanakan pada pada tanggal 22-24 Oktober 2020 di Batang yang akan diikuti sekitar 800 anak untuk memperebutkan Piala Bergilir Gubernur Jawa Tengah. Dalam kegiatan itu akan dilombakan 5 mata lomba, yaitu tilawah, tartil, tahfidl, pidato, kaligrafi, hadroh dan cerdas cermat, baik untuk laki-laki maupun perempuan.
“Lomba MAPSI ini kita adakan setiap tahun untuk meningkatkan pemahaman dan ketrampilan anak-anak dalam mata pelajaran PAI dan meningkatkan tali silaturahmi anak SMP se-Jawa Tengah. Hal ini agar tercipta ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathoniyah”, ujar Yaskur.
Adapun untuk acara seminar ia mengagendakan topik tentang pembelajaran al Qur’an dan peningkatan mutu GPAI SMP yang profesional. Hal ini agar GPAI SMP dapat mensukseskan program Baca Tulis Al Qur’an bagi anak-anak usia SMP.
Dukungan Pemda
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo Sigit Sukarsana, mengatakan bahwa pihaknya memberikan apresiasi yang tinggi dan dukungannya atas pelaksanaan Seminar dan Raker MGMP PAI SMP se-Jawa Tengah di Wonosobo ini. Hal ini sejalan dengan semangat Wonosobo untuk menjadi kota yang ASRI, yaitu Aman, Sehat, Rapi dan Indah.
“Kami mendukung kegiatan Seminar dan Raker MGMP PAI SMP se-Jawa Tengah ini di Wonosobo. Pihaknya berharap agar pada guru PAI SMP se-Jawa Tengah ini terus semakin meningkatkan kompetensinya dan mendukung pembangunan di daerah masing-masing”, kata Sigit saat menyampaikan sambutannya.
Lebih lanjut, pria yang baru dua bulan menjadi Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga ini menyatakan bahwa guru agama Islam di sekolah dapat membantu meningkatkan perekonomian daerah. Hal ini karena di Wonosobo banyak obyek wisata yang mempunyai nilai budaya ataupun agama yang tinggi yang dapat dikunjungi.
“Di Wonosobo ini banyak obyek wisata yang bernilai tinggi, baik karena nilai ekonominya maupun karena warisan budayanya. Karena itu dapat menjadi edukasi bagi anak-anak dalam kerukunan hidup umat beragama”, katanya sambil menyebut Candi Dieng sebagai warisan dari Agama Hindu yang tetap terjaga hingga kini dan beberapa wali yang ada di Wonosobo.
Ia juga kembali mengingatkan bahwa guru agama adalah seorang tokoh atau figur yang diteladani di masyarakat. Oleh karena itu, ia berharap agar guru agama itu haruslah seorang yang profesional, memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sipritual serta leadership.
“Seorang guru agama adalah seorang informal leader (pemimpin di masyarakat). Oleh karena itu, kami selalu berkoordinasi dengan Kementerian Agama agar pendidikan agama Islam di sekolah dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya”, ungkaptnya.
Dalam kegiatan seminar ini juga menghadirkan Hj. Yuli Sri Latifah, yaitu pengasuh pesantren Miftahul Huda Wonosobo. Dia menyampaikan materi tentang metode hafalan dan pemahaman al Qur’an untuk guru PAI.
Pada akhir sesi kegiatan ini Kasi Ketenagaan Subdit PAI pada SMP Hasan Basri juga menyampaikan paparan tentang pembinaan guru PAI SMP dan pelaksanaan sertifikasi guru PAI SMP yang selama ini menjadi tanggung jawab Kementerian Agama.
“Saat ini Kementerian Agama sedang intensif melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan pelaksanaan sertifikasi guru PAI, baik pada TK, SD, SMP, SMA maupun SMK. Hal ini terkait dengan kebijakan pelaksanaan uji kompeternsi, PPG maupun impassing guru non PNS”, ungkapnya. (AS/san/PAI SMP)
Bagikan: