Padang (Pendis) - Tenaga pendidik dalam hal ini guru menjadi sosok yang paling menentukan bangsa ini agar menjadi lebih baik, karena mereka yang punya pengetahuan dan wawasan untuk mencerdaskan generasi bangsa. Peningkatan kualitas SDM guru mutlak diperlukan, demikian paparan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat, Drs. H. Salman, MM di hadapan 60 guru PAI (GPAI) se-Sumatera Barat di Padang, 11 April 2013 dalam rangka pembukaan kegiatan Peningkatan Kompetensi GPAI pada SD Angkatan 1 yang diselenggarakan Direktorat PAI, Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI.
Ia pun menambahkan, dalam kondisi dunia yang serba transparan dan akuntabel, perlu dilakukan pembinaan potensi dan kompetensi guru. GPAI harus memiliki kemampuan penggunaan Informasi dan Telekomunikasi (IT), sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 tahun 2013 sebagai perubahan atas PP Nomor 19 tahun 2005 tentang perlunya standar nasional pendidikan.
Sementara itu Drs. Ilham, M.Pd selaku Kasubdit PAI SD dan penanggung jawab kegiatan menyatakan acara yang dilaksanakan selama 3 hari hingga 13 April 2017 mendatang ini memiliki tujuan penting salah satunya menjawab permasalahan umum yang masih dirasakan para GPAI yakni belum memadainya penggunaan media, sumber maupun sarana pembelajaran di kelas. Jika masalah ini teratasi para GPAI akan terdorong untuk menuntaskan masalah lainnya yakni mampu mengubah metode pembelajaran yang tadinya masih berorientasi pada teacher learning menjadi student learning.
Selain menghadirkan praktisi ICT dari Instruktur Nasional yang membimbing para GPAI untuk mengenal penggunaan software Nonosoft, Audio Cutting, Video Cutting, QR Code dan pengembangan MS. Excel untuk penilaian berbasis Kurikulum 2013, hadir pula di hari pertama narasumber dari dunia akademis. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, MSi, seorang Guru Besar Psikologi Pendidikan Islam yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendorong para GPAI agar mampu menciptakan daya saing diri mulai saat ini juga. Competitive Advantagefastabiqul khairat merupakan formula penting agar GPAI menjadi pribadi yang memiliki nilai. Apa pun dan siapa pun dia jika bernilai maka akan senantiasa dicari dan dibutuhkan kapan saja di mana saja, ujarnya. GPAI harus siap dan mau mengubah kelemahan menjadi kekuatan, ancaman menjadi peluang. "Ada 3 syarat untuk menciptakan daya saing diri yakni ability (kemampuan), motivation (kemauan) dan opportunity (kesempatan)," tutur dosen yang berhasil meraih gelar profesornya sebelum usia 40 tahun ini. (wikan/dod) (foto: Yoni Haris)
Bagikan: