Makasar (Pendis) - Siswa millenial memasuki lorong waktu menuju masa kehidupan Sultan Hasanuddin menghadapi VOC Belanda. Siswa tersebut menyaksikan bahkan terlibat dalam nuansa perang; bersembunyi, menyusun strategi menyerang balik, kelaparan, mengungsi dan lain sebagainya. Sementara para pemuda bersama sultan memerangi VOC.
Sultan berkali-kali menyerukan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam memerangi penjajah jika ingin berhasil mengusir penjajah. Pada akhirnya, berkat persatuan tersebut, pasukan sultan Hasanuddin berhasil memenangkan perang. Akhirnya anak-anak milenial tersebut disuruh kembali ke lorong waktu menuju zamannya. Pesan Sultan, "Kembalilah ke zaman kalian dan jangan mudah diadudomba. Jagalah persatuan. Begitu berat dan susah payah mempertahankan negara ini, jika kalian bercerai berai. Sana, segera kembali," kata Sultan.
Dialog di atas adalah penggalan cerita yang dikemas dalam bentuk teaterikal yang dibawakan oleh siswa-siswi SMAN 2 Makassar begitu menarik dan menyentuh. Bahkan, aksi teatrikal tersebut menginformasikan begitu pentingnya ajaran agama untuk memberikan semangat mempertahankan negara dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Pesan-pesan tersebut disampaikan dalam rangka Pekan Keterampilan dan Seni (PENTAS) PAI yang dilaksanakan sejak tanggal 9 s.d. 14 November 2019 di Asrama Haji Sudiang Makasar. Acara dibuka langsung oleh Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin.
PENTAS PAI diikuti oleh para kontingen yang berasal dari 34 propinsi. Dalam PENTAS tersebut diselenggarakan berbagai lomba yang menunjukkan kreatifitas para siswa pada jenjang SMP dan SMA. "Ada sepuluh lomba yang diselenggarakan, yakni lomba cerdas cermat, debat agama Islam, fashion, MTQ, MHQ, pidato, dan lain sebagainya," kata Unang Rahmat, Kasubdit PAI pada PTU yang juga leading sector PENTAS PAI ini.
PENTAS PAI kali ini adalah kegiatan yang ke-9 dengan tema "Keberagamaan Generasi Millenial yang Moderat." (N15/ M Yani)
Foto : Pendis/ Atiq
Bagikan: