Salatiga (Kemenag) – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga di kancah internasional. Dalam ajang 4th International Pearl Summer Festival yang berlangsung di Bangkok-Pattaya, Thailand pada 18–23 April 2025, tim tari dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) tampil memesona dengan membawakan tari Topeng Ireng, di bawah arahan Dewi Wulandari.
Penampilan energik dan sarat makna budaya itu sukses mencuri perhatian peserta dan penonton dari tujuh negara. “Kami sangat bersyukur diberi kesempatan mewakili Indonesia dalam misi kebudayaan internasional ini. Dengan persiapan yang relatif singkat, mahasiswa kami berhasil memberikan penampilan terbaik dan memukau hadirin,” ungkap Dewi penuh haru.
Tarian Topeng Ireng yang ditampilkan merupakan gaya khas dari Kabupaten Boyolali, sebuah gaya yang sudah sangat akrab di kalangan mahasiswa UIN Salatiga. Meski tarian ini berasal dari Magelang, penyebarannya memang luas hingga ke wilayah Salatiga, Boyolali, dan Semarang.
“Topeng Ireng adalah warisan budaya yang kuat, penuh energi, dan sangat menggugah. Kami memilih tarian ini karena relevan dengan identitas lokal mahasiswa sekaligus mudah dikomunikasikan kepada audiens internasional,” jelas Dewi.
Festival yang dibuka secara meriah di Eastern Grand Palace Hotel, Pattaya, menghadirkan delapan kelompok seni dari tujuh negara yakni Thailand, Serbia, Mongolia, Polandia, Sri Lanka, Indonesia, dan Meksiko. Kegiatan ini menjadi wahana pertukaran budaya global yang mempererat tali persaudaraan antarbangsa.
Ketua penyelenggara festival, Nicky Teran dari Peace Ethnic Art Realization Legend Culture and History Association, mengungkapkan kekagumannya terhadap keberagaman dan semangat para peserta. “Festival ini sangat bermanfaat karena mampu menghadirkan dialog antarbudaya secara langsung. Saya secara khusus sangat terkesan dengan tari Topeng Ireng yang ditampilkan tim dari Indonesia. Ini adalah pengalaman pertama saya menyaksikannya—sungguh luar biasa dan penuh makna historis,” ujarnya.
Partisipasi UIN Salatiga dalam ajang ini bukan hanya soal tarian, melainkan juga tentang menanamkan semangat globalisasi budaya Indonesia ke generasi muda. Tampil di panggung internasional merupakan langkah strategis untuk mengukuhkan posisi seni tradisi sebagai bahasa diplomasi kultural yang kuat.
Dengan langkah mantap, mahasiswa UIN Salatiga telah membuktikan bahwa kebudayaan lokal mampu bersinar di panggung global. Semoga langkah ini menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lainnya untuk terus menghidupkan seni tradisi dalam nafas pendidikan dan pergaulan internasional.
Bagikan: