Jakarta (Pendis) - Jargon tersebut disampaikan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kementerian Agama RI, Arskal Salim, ketika memberikan pengarahan pada kegiatan Focussed Group Discussion (FGD) Integrasi Keilmuan di Jakarta pada Selasa (25/12).
"Bahwa integrasi keilmuan tidak hanya menyasar pada prodi umum saja agar memahami keIslaman, tetapi juga bagaimana mahasiswa jurusan agama bisa mengapresiasi ilmu yang berkembang di Perguruan Tinggi Umum (PTU). Seringkali saya ungkapkan bahwa mahasiswa kita memahami tentang Islam adalah Sains, dan Sains adalah Islam. Jadi tidak ada embarkasi/polarisasi di antara keduanya," tegas Arskal.
Integrasi keilmuan merupakan upaya serius Kementerian Agama RI, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Islam untuk meningkatkan kualitas PTKI, terutama dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Melalui kelompok kerja (Pokja) Integrasi Kelimuan, ditugaskan menyusun draf Pedoman Implementasi Integrasi Keilmuan di lingkungan PTKI.
"Saya berharap, pedoman ini nanti bisa dijadikan dasar dalam implementasi integrasi keilmuan di lingkungan PTKI kita. Karena saat ini masih sedikit yang sudah mengimplementasikan. Sementara yang lain masih sebatas paradigma," terangnya.
Namun demikian, Arskal menambahkan bahwa dengan adanya pedoman integrasi keilmuan, bukan berarti untuk menyeragamkan PTKI dalam mengimplementasikan, tetapi hanya untuk mengatur tingkat klasifikasi PTKI. "Pedoman integrasi ini tidak untuk menyeragamkan, akan tetapi sebatas mengatur tingkat klasifikasi. Karena masing-masing PTKI memiliki karakter yang berbeda," pungkasnya.
Hadir pada kegiatan FGD dimaksud di antaranya Prof. Dr. Arskal Salim; Prof. Dr. M. Amin Abdullah; Prof. Dr. Mohammad Atho Mudzhar; Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, CBE; Prof. Oman Fathurrahman, M.Hum; Prof. Abdul Mujib, M.Ag; Prof. Dr. Su`adi Asyari, MA.Ph; Tim Pokja; Dr. Mamat Salamet Burhanuddin, M.Ag; M. Mahfudz, MA; dan Kasi Pengembangan Prodi.
Pada kesempatan lain, Kepala Subdit Pengembangan Akademik, Mamat Salamet Burhanuddin di awal pengantarnya menyatakan bahwa draf Pedoman Integrasi Keilmuan yang disusun oleh Tim Pokja dan diketuai oleh Dr. Kusmana ini sudah melalui serangkaian diskusi dan kajian. Namun demikian, tentunya masih membutuhkan masukan positif dari berbagai pihak. "Meskipun sudah dilakukan serangkaian diskusi dan pengkajian oleh Tim. Kita juga perlu memperoleh masukan dan sumbangsih pemikiran dari para pakar, guru besar, dan para ahli lainnya, sehingga pedoman bisa benar-benar dijadikan dasar dalam implementasi integrasi keilmuan," terangnya. (ummu/ozi/dod)
Bagikan: